Kita Adalah Duta Besar Kerajaan Surga
Ketika seseorang menjadi duta besar, ia mewakili negaranya di tanah asing. Ia berbicara, bersikap, dan bertindak bukan atas nama dirinya sendiri, melainkan atas nama rajanya. Begitu juga dengan orang Kristen — kita adalah Duta Besar Kerajaan Surga yang diutus oleh Allah untuk mewakili Kristus di dunia ini.
Makna Menjadi Duta Kerajaan Surga
Sebagai orang percaya, kita bukan lagi milik dunia. Kita telah ditebus oleh darah Kristus dan kini menjadi warga Kerajaan Allah. Itu sebabnya, hidup kita di dunia ini bukan sekadar menjalani rutinitas, tetapi membawa misi surgawi. Kita diutus untuk memperkenalkan kasih, damai, dan kebenaran Allah kepada dunia yang belum mengenal-Nya.
Rasul Paulus menuliskannya dengan jelas:
“Jadi kami ini adalah utusan-utusan Kristus, seakan-akan Allah menasihati kamu dengan perantaraan kami; dalam nama Kristus kami meminta kepadamu: berilah dirimu didamaikan dengan Allah.”— 2 Korintus 5:20
Menjadi duta Kristus berarti hidup kita menjadi saluran kasih dan alat pendamaian antara Allah dan manusia. Kita bukan sekadar penerima anugerah, tetapi juga pembawa kabar baik.
Mengapa Kita Bisa Menjadi Duta Kerajaan Allah
Kita tidak menjadi duta karena jabatan, pendidikan, atau kehebatan diri. Kita menjadi duta karena anugerah Allah. Ada beberapa alasan rohani mengapa kita bisa menyandang peran ini.
1. Karena Kita Telah Diperdamaikan dengan Allah
Dulu kita hidup jauh dari Allah karena dosa, tetapi melalui Yesus Kristus, hubungan itu dipulihkan. Setelah kita diperdamaikan, Allah mempercayakan kita untuk membawa pesan pendamaian itu kepada orang lain.
“Dan semuanya ini dari Allah, yang dengan perantaraan Kristus telah mendamaikan kita dengan diri-Nya dan mempercayakan pelayanan pendamaian itu kepada kami.”— 2 Korintus 5:18
Kita menjadi duta karena telah mengalami kasih itu terlebih dahulu.
2. Karena Kita Adalah Anak-Anak Allah
Ketika kita percaya kepada Yesus, kita tidak lagi menjadi hamba dosa, tetapi anak-anak Allah yang hidup di bawah pemerintahan Raja di atas segala raja.
“Tetapi kamulah bangsa yang terpilih, imamat yang rajani, bangsa yang kudus, umat kepunyaan Allah sendiri, supaya kamu memberitakan perbuatan-perbuatan yang besar dari Dia yang telah memanggil kamu keluar dari kegelapan kepada terang-Nya yang ajaib.”— 1 Petrus 2:9
Sebagai anak Raja, kita otomatis menjadi wakil Kerajaan-Nya — membawa budaya surga ke bumi melalui hidup kita sehari-hari.
3. Karena Roh Kudus Diam di Dalam Kita
Tidak ada duta yang diutus tanpa bekal. Begitu juga kita. Allah tidak mengutus kita sendirian. Ia memberi Roh Kudus untuk menyertai dan memperlengkapi kita agar mampu menjalankan tugas itu.
“Tetapi kamu akan menerima kuasa, kalau Roh Kudus turun ke atas kamu, dan kamu akan menjadi saksi-Ku...”— Kisah Para Rasul 1:8
Roh Kudus memberi kita keberanian, hikmat, dan kasih — tiga hal yang selalu dibutuhkan seorang duta Kerajaan Surga.
Kapan Kita Ditetapkan Menjadi Duta Surga
Penetapan itu terjadi pada saat kita percaya kepada Yesus Kristus dan menerima-Nya sebagai Tuhan serta Juruselamat pribadi.
“Di dalam Dia kamu juga, ketika kamu percaya, dimeteraikan dengan Roh Kudus yang dijanjikan itu.”— Efesus 1:13
Sejak saat itu, kita bukan lagi warga dunia, tetapi warga Kerajaan Surga. Kita dimeteraikan oleh Roh Kudus sebagai tanda kepemilikan Allah dan langsung diutus untuk menjadi terang di tengah kegelapan.
Tugas Penting Sebagai Duta Besar Kerajaan Allah
Menjadi duta bukan hanya soal identitas, tetapi juga tanggung jawab dan misi. Setiap duta Kerajaan Allah memiliki tugas penting yang harus dijalankan di dunia ini:
1. Mewakili Karakter Kristus
“Sebab hidupku bukannya aku lagi, tetapi Kristus yang hidup di dalam aku.”— Galatia 2:20
2. Menyampaikan Pesan Kerajaan Allah
“Pergilah ke seluruh dunia, beritakanlah Injil kepada segala makhluk.”— Markus 16:15
3. Mendamaikan Dunia dengan Allah
Sebagai duta, kita membawa pesan pendamaian. Dunia ini penuh dengan perpecahan, kebencian, dan dosa. Melalui hidup dan perkataan kita, Allah ingin mendamaikan hati manusia dengan diri-Nya.
“Berilah dirimu didamaikan dengan Allah.”— 2 Korintus 5:20
4. Menjadi Terang dan Garam Dunia
Kehadiran kita harus membawa dampak. Di tempat kerja, di keluarga, di lingkungan sosial — hidup kita harus menjadi terang yang memberi arah dan garam yang memberi rasa.
“Kamu adalah terang dunia... demikianlah hendaknya terangmu bercahaya di depan orang.”— Matius 5:14-16
5. Setia pada Raja di Tengah Dunia yang Gelap
“Janganlah kamu menjadi serupa dengan dunia ini, tetapi berubahlah oleh pembaharuan budimu.”— Roma 12:2

.jpg)




.webp)
