Pertanyaan tentang siapa yang lebih dulu mengenal warna merah putih — Maluku atau Majapahit — memang menarik. Banyak orang mengira simbol merah putih bermula dari panji-panji Majapahit, tetapi jejak sejarah dan budaya menunjukkan sesuatu yang lebih dalam: warna kebesaran itu sudah hidup lebih dulu di timur Nusantara — di Maluku.
1. Asal Warna Merah Putih di Maluku
Di wilayah Maluku, terutama di Seram, Ambon, dan Lease, masyarakat adat sudah sejak lama menggunakan bendera merah putih dalam bentuk “lifa” atau “pataka”, lambang keberanian (merah) dan kesucian (putih).
Simbol ini lahir dari tradisi adat dan kepercayaan kuno, jauh sebelum agama-agama besar maupun bangsa luar datang.
Warna merah dan putih juga memiliki makna dualitas hidup: laki-laki dan perempuan, tanah dan langit, darah dan tulang — konsep kuno yang kuat dalam budaya Austronesia Timur.
2. Warna yang Lahir dari Simbol Alam dan Keberanian
Sebelum kedatangan bangsa Eropa, masyarakat Maluku — terutama di pulau-pulau seperti Ternate, Tidore, dan Seram — telah mengenal makna mendalam warna merah dan putih:
- Merah melambangkan darah, keberanian, dan semangat juang.
- Putih melambangkan kesucian, kejujuran, dan perdamaian.
Dalam tradisi mereka, warna ini bukan sekadar hiasan, melainkan identitas suku dan simbol spiritual. Kain adat, perisai, dan hiasan kepala prajurit sering menampilkan merah-putih dalam upacara adat maupun peperangan.
3. Pengaruh dari Kerajaan-Kerajaan di Maluku
Pada masa kejayaan Kerajaan Ternate dan Tidore (abad ke-13–16), warna merah putih digunakan dalam simbol-simbol kerajaan.
Kerajaan Ternate memiliki panji bercorak merah-putih sebagai tanda kekuasaan dan keberanian.
Kerajaan Tidore juga mengenal warna yang sama sebagai lambang kedaulatan.
Beberapa sejarawan lokal menuturkan bahwa panji merah putih sering dikibarkan dalam perang antar-kerajaan, melambangkan keberanian prajurit Maluku.
4. Kemunculan Majapahit (1293 M)
Beberapa abad kemudian, Majapahit muncul di Jawa Timur. Saat itu, jaringan perdagangan antara Maluku, Nusa Tenggara, dan Jawa sudah terbentuk.
Dalam Negarakertagama dan berbagai catatan, disebut bahwa Majapahit menjalin hubungan dagang dengan wilayah timur, termasuk Maluku (Moloko), penghasil rempah-rempah dunia.
Kontak budaya itu sangat mungkin mempertemukan simbol dan warna kebesaran dari timur ke barat Nusantara.
5. Bendera Majapahit
Majapahit dikenal memiliki bendera merah-putih bergaris sembilan — merah putih merah putih, dan seterusnya.
Warna ini menjadi panji kebesaran kerajaan, melambangkan keberanian dan kesucian.
Karena kesamaan makna dan warna dengan simbol-simbol dari timur, banyak sejarawan menduga:
“Warna merah putih sudah merupakan simbol umum di kepulauan Nusantara jauh sebelum Majapahit berdiri.”
Artinya, Majapahit bukanlah pencipta warna merah putih, melainkan pemersatu dan penyebar simbol itu ke seluruh Nusantara.
6. Penggunaan di Masa Portugis dan Belanda
Ketika bangsa Portugis tiba di Maluku pada awal abad ke-16, mereka menemukan masyarakat setempat sudah mengenal panji-panji merah putih.
Namun mereka sering salah paham, menganggap warna itu sebagai tanda perang atau pemberontakan, padahal bagi rakyat Maluku, merah putih adalah lambang kehormatan dan identitas leluhur.
Pada masa penjajahan Belanda, penggunaan warna merah putih bahkan sempat dilarang, karena dianggap sebagai simbol perlawanan terhadap kekuasaan kolonial.
7. Warna yang Hidup Kembali dalam Semangat Kemerdekaan
Ketika semangat kemerdekaan mulai berkobar pada awal abad ke-20, rakyat di berbagai daerah — termasuk Maluku — kembali mengibarkan merah putih sebagai lambang persatuan dan perjuangan.
Dalam kisah Kapitan Pattimura (Thomas Matulessy), semangat merah-putih terlihat jelas:
- Merah: keberanian untuk melawan penjajahan.
- Putih: kemurnian niat membela tanah air.
8. Dari Maluku untuk Nusantara
Warna merah dan putih yang telah lama hidup di Maluku menjadi bagian dari jiwa bangsa Indonesia.
Ketika Sang Saka Merah Putih dikibarkan pertama kali pada 17 Agustus 1945, bendera itu bukanlah ciptaan baru, melainkan warisan panjang dari budaya Nusantara, termasuk dari kepulauan rempah-rempah, Maluku.
9. Kesimpulan Sejarah dan Budaya
Maluku tidak dipengaruhi Majapahit dalam hal merah putih, melainkan keduanya mewarisi akar simbol yang sama dari budaya kuno Nusantara.
Namun, bukti tertua penggunaannya justru ditemukan di wilayah timur — Maluku dan Nusa Tenggara.
Dengan kata lain:
Majapahit menyatukan dan mempopulerkan simbol merah putih secara politik,tetapi Maluku telah lebih dulu memakainya secara budaya dan spiritual.
Merah putih bukan sekadar warna, tapi napas keberanian dan kesucian yang telah berhembus dari Laut Maluku hingga ke seluruh penjuru Nusantara.

No comments:
Post a Comment