Sunday, January 08, 2023

Nilai Utama (Core Value) Orang Kristen

  1. Hiduplah dengan melakukan perbuatan baik. (virtue
  2. Milikilah pengetahuan tentang cara hidup yang bijaksana. (knowledge
  3. Belajarlah menguasai diri. (self-control
  4. Bertahanlah dalam kesusahan. (steadfastness
  5. Berusahalah untuk hidup semakin sesuai kemauan Allah. (godliness
  6. Belajarlah mengasihi saudara-saudari seiman. (brotherly affection
  7. Nyatakanlah kasih kepada semua orang dengan perbuatan. (unselfish love

Daftar Pustaka :
  • Alkitab

Wednesday, October 12, 2022

Segala Hal Berjalan Dengan Baik

Professor Makoto Shichida
Saya meminta kepada Tuhan kekuatan yang memungkinkan saya untuk melakukan hal-hal besar, Tapi saya dianugerahkan kerapuhan agar saya dapat belajar rendah hati.

Saya meminta kesehatan yang memungkinkan saya untuk melakukan hal-hal yang luar biasa, Saya diberikan kelemahan agar saya dapat belajar untuk melakukan hal-hal yang lebih baik.

Saya meminta kekayaan yang memungkinkan saya untuk hidup bahagia, Saya diberikan kemiskinan agar saya dapat belajar menjadi bijaksana.

Saya meminta kesuksesan yang memungkinkan saya mendapatkan pujian-pujian dari manusia, Saya diberikan kegagalan agar saya belajar untuk mengandalkan Tuhan

Saya meminta semua hal yang memungkinkan saya untuk menikmati hidup, Saya diberikan kehidupan agar saya dapat menikmatin segala sesuatu.

Saya tidak mendapatkan apapun yang saya minta, tetapi semua yang saya harapkan didengarkan.

Terlepas dari apapun yang dikehendaki Tuhan, Hampir semua doa saya yang tak terucapkan telah dijawab.

Saya adalah salah satu orang yang paling diberkati.


Daftar Pustaka :
  • Makoto Shichida (2014), Whole Brain Power Judul Asli: Zen no Ryoku. Jakarta: PT. Gramedia.

Thursday, April 07, 2022

Tanah 12 Suku Israel

Lokasi Tanah (Kitab Yosua 14 -19) :


Kota-Kota Perlindungan (Yosua 20) :
  • Kedesy (Kedesh) di Galilea - pegunungan Naftali;
  • Sikhem (Shechem) di pegunungan Efraim;
  • Kiryat-Arba (Kiriath-Arba) itulah Hebron di pegunungan Yehuda;
  • Bezer di dataran tinggi dari suku Ruben;
  • Ramot (Ramoth) di Giliead dari suku Gad;
  • Golan di Basan dari suku Manasye.

Nama 12 Suku Israel (Kejadian 35:23-26) :



Daftar Pustaka :

Saturday, February 05, 2022

Sejarah Pekabaran Injil di Indonesia


Tahun 1511: Portugis merebut Malaka, dan menjadikannya pusat kegiatan mereka di Nusantara. Tahun 1522 Portugis mendirikan benteng di Ternate, dan dijadikan pusat kegiatan mereka di Maluku; Fransiskus Xaverius (1506-1552) bekerja di Maluku tahun 1546-1547; tahun 1561 Nusa Tenggara Timur menjadi daerah misi Ordo Penyiar Injil (Ordo Praedicatorum), atau lebih dikenal sebagai Ordo Dominikan. Tahun 1605 Benteng Portugis "Nossa Senhora da Annuciada" di Ambon diserahkan kepada VOC (Dutch: Vereenigde Oost Indische Compagnie), dan warga Katolik dijadikan Protestan. Disini berlaku hukum “Siapa menguasai negara, dia menentukan agama”. Tahun 1666 VOC membangun benteng "Amsterdam" di Menado, warga Katolik menjadi Protestan; tahun 1675 Ds. Jacobus Montanus seorang pendeta ditempatkan di Menado. Tahun 1677 Belanda merebut pulau-pulau Sangir dan Siau, warga Kristen dijadikan Protestan. Tahun 1799 VOC dibubarkan; tahun 1807 kebebasan beragama mulai berlaku di Hindia Belanda.


Pekabaran Injil adalah jawaban Gereja dan orang percaya terhadap panggilan Tuhan, untuk mengabarkan Injil Yesus Kristus kepada semua bangsa, demi Kemuliaan Tuhan dan keselamatan manusia. Siapa yang percaya dan dibaptis akan diselamatkan, tetapi siapa yang tidak percaya akan dihukum. Para Pekabar Injil mendapat kuasa, dan Pekabaran Injil berlangsung sepanjang masa dan di segala tempat. Tahun 1820 NZG (Dutch: Nederlandsch Zendeling Genootschap) mengutus rombongan zendeling berjumlah 5 orang. Tahun 1823 Joseph Kam (1769-1833) mengunjungi Maluku Selatan. Tahun 1831 Zending menetap di Minahasa, dan tahun 1836 Zending menetap di Kalimantan. Tahun 1843 tiga puluh lima orang Jawa dibaptis di GPI (Gereja Protestan di Indonesia) Surabaya. Tahun 1845: Gedung GKJW (Gereja Kristen Jawi Wetan) Mojowarno didirikan. Tahun 1861 babtisan pertama di Tapanuli Selatan. Tahun 1862 Ludwig Ingwer Nommensen (1834-1918) tiba di Sumatera. Tahun 1865
RMG (Germany: Rheinische Missionsgesellschaft) mulai bekerja di Nias. Tahun 1866 UZV (Germany: Utrechtse Zendingsvereniging) mulai bekerja di Bali dan Halmahera. Tahun 1878 Seminari Depok "Seminarie van Inlandsche Zendelingen" dibuka. Tahun 1890 NZG mulai bekerja di Tanah Karo. Tahun 1901 RMG mulai bekerja di Mentawai. Tahun 1927 H.Ch.B.(Hoeria Christen Batak), yang kemudian berubah menjadi HKI (Huria Kristen Indonesia) berdiri. Tahun 1928 Sumpah Pemuda. Tahun 1931 GKJ (Gereja Kristen Jawa) dan GKJW mandiri. Oktober 1933 KGPM (Kerapatan Gereja Protestan Minahasa) berdiri. Tahun 1934 GMIM (Gereja Masehi Injili di Minahasa), GKP (Gereja Kristen Pasundan), dan GKI (Gereja Kristen Indonesia) Jawa Timur mandiri. Tahun 1935 GPM (Gereja Protestan Maluku) dan GKE (Gereja Kalimantan Evangelis) mandiri. Juli 1940 HKBP (Huria Kristen Batak Protestan) mengadakan “Sinode Kemerdekaan” dan memilih Pendeta K.Sirait menjadi Ephorus yang pertama dari suku Batak. 17 Agustus 1945 Proklamasi Kemerdekaan Indonesia. Tahun 1947, GMIT (Gereja Masehi Injili di Timor), GKS(Gereja Kristen Sumba), GMIST (Gereja Masehi Injili di Sangihe Talaud), GT (Gereja Toraja), dan GKST (Gereja Kristen Sulawesi Tengah) mandiri, dan tahun 1948 pembentukan GPIB (Gereja Protestan di Indonesia bagian Barat). Pada 1860 Kristen Protestan di Indonesia antara 100.000- 120.000 orang, kurang dari 1 % penduduk Indonesia. Masyarakat Kristen Protestan pribumi di Indonesia telah hadir di Maluku, Minahasa, Sangir Talaud, dan Nusa Tenggara Timur. Belum ada masyarakat Kristen pribumi di pulau Jawa, Sumatera, Kalimantan, dan Papua. Jumlah warga Kristen pribumi di masing-masing wilayah tersebut hanya ratusan orang. Tahun 1938 Kristen Protestan di Indonesia: 1.665.771 orang, sekitar 2,5 % penduduk Indonesia, terdiri dari: GPI: 700.000 orang; HKBP: 415.000; Nias: 125.000; Sangir Talaud: 120.000. Pulau Jawa: 98.000, termasuk GPI: 27.000. Kristen telah menyebar ke seluruh Nusantara. Lebih dari setengah warga Kristen Indonesia tinggal atau berasal dari daerah yang telah menjadi Kristen di masa VOC, dan sepertiga warga Kristen Indonesia adalah anggota gereja-gereja yang lahir dari RMG. Tahun 2010 Penduduk Indonesia: 237,5 juta; penduduk Pulau Jawa: 58% dari penduduk Indonesia; Kristen Protestan diperkirakan sekitar 10 % . Kristen Protestan di Indonesia tahun 1860 kurang dari 1 %, 1938 sekitar 2,5 %, dan 2010 sekitar 10 %. Kristen Protestan di Jawa juga berkembang dengan cepat; Kristen Protestan di Jawa pada 1900 kurang dari satu perseribu dan 1938 dua perseribu. Albert Christian Kruyt (1869-1949) ada di Mojowarno tahun 1882-1916, menyatakan: "Apabila waktu yang ditetapkan Tuhan telah tiba, maka orang banyak bahkan para pembesar pun akan datang kepada Tuhan, lalu pulau Jawa akan memasuki masa serba indah dan serba gemilang".


Di Tanah Jawa muncul beberapa orang Penginjil Jawa, antara lain Kiai Ibrahim Tunggul Wulung (1800-1885), Kiai Sadrach (1835-1924) dan Paulus Tosari (1813-1882), yang menjalankan pekabaran Injil dengan menggunakan budaya Jawa; dan walaupun pengetahuan mereka tentang Kristen masih sedikit, tetapi mereka berhasil menghimpun banyak pengikut, bahkan lebih banyak dari hasil kerja Penginjil dari Eropa. Tunggul Wulung berasal dari daerah Juwono dekat gunung Muria. Pada masa itu penduduk Jawa Tengah mengalami kesulitan ekonomi, dan Tunggul Wulung berkenalan dengan agama Kristen. Pada tahun 1853 Tunggul Wulung muncul di Mojowarno, dan 2 tahun kemudian ia dibaptis oleh Jelle Eeltjes Jellesma (1816 - 1858). Setelah itu ia mengadakan perjalanan pekabaran Injil ke Pasuruan, Malang, Rembang, kawasan gunung Muria, dan kemudian juga Jawa Barat. Di beberapa tempat ia menjadi perintis jemaat-jemaat Kristen baru. Pada waktu itu, pemerintah Hindia Belanda dan juga para zendeling menilai negatif pekerjaan Tunggul Wulung. Kekristenan Tunggul Wulung dianggap sinkretis dan berisi unsur-unsur Jawa; misalnya, mengobati orang sakit seperti cara dukun, dengan menggunakan Doa Bapa Kami seperti mantera. Pemerintah Hindia Belanda takut penyiaran agama Kristen oleh Tunggul Wulung akan menimbulkan gangguan keamanan; dan para pengikut Tunggul Wulung juga mengharapkan pembebasan dari kerja rodi. Tunggul Wulung memperlihatkan harga diri yang cukup besar, ia tidak mau berjongkok bila berhadapan dengan orang Eropa, apalagi kalau orang tersebut seorang utusan zending. Walaupun menghadapi berbagai hambatan, Tunggul Wulung terus berkeliling menjalankan pekabaran Injil, selama 20 tahun. Dan pada waktu ia meninggal dunia, pengikutnya dalam arti sempit saja ditaksir lebih dari seribu orang.

Gereja hadir di Indonesia bukan suatu kebetulan, tetapi sesuai dengan rencana Tuhan untuk kelimpahan berkat bagi Indonesia. Keberadaan Gereja di Indonesia sebagai alat Tuhan untuk menyatakan kasih-setia-Nya, yang menjamin kehidupan dan keselamatan manusia. Gereja dan orang percaya berjuang sebagai “Garam dan Terang dunia” di dalam masyarakat dan negara; melawan korupsi dengan kejujuran; menggantikan ketamakan dengan kecukupan; melawan hedonisme dan kemalasan dengan kerja keras dan kreatifitas; mengubah ketimpangan ekonomi menjadi pemerataan dan keadilan sosial; serta menghadapi kebencian dan permusuhan dengan kasih. Gereja dan orang percaya harus masuk ke masyarakat dan negara untuk mencegah pembusukan dan membawa pencerahan dalam semua bidang kehidupan; garam tidak berfungsi kalau diam saja di tempatnya. Kekacauan nilai dalam masyarakat, terutama tentang apa yang baik dan apa yang buruk, membuat bangsa ini berjalan dalam kegelapan; dan sebagai “Terang Dunia”, Gereja dan orang percaya harus masuk ke kegelapan tersebut dan meneranginya, walaupun sering ditolak. Gereja dan orang percaya, sebagai saksi Yesus Kristus menjadi nurani bangsa dan dunia; dan berjuang bersama berbagai kelompok masyarakat lain untuk kebaikan bersama. Di dalam dunia yang gelap ini, gereja mendidik dan mengarahkan nurani banyak orang untuk mengenal dan merindukan Tuhan. Gereja tidak berhak memaksakan kehendaknya, tetapi Gereja mendapat “kuasa” untuk mendidik masyarakat menjadi lebih cerdas dan berhikmat.

Masyarakat Kristen adalah warga negara Indonesia; yang lahir, hidup dan mati di Indonesia; yang nasibnya banyak ditentukan oleh kondisi masyarakat dan negara Indonesia; dan oleh karena itu harus ikutserta berjuang di semua bidang kehidupan: politik, ekonomi, budaya, ilmu pengetahuan dan teknologi, serta agama dan kepercayaan. Masyarakat Kristen, walaupun sering teraniaya harus tetap hidup dan berjuang sebagai bagian integral bangsa Indonesia. Berjuang di semua bidang kehidupan: politik, ekonomi, budaya, ilmu pengetahuan dan teknologi, serta agama dan kepercayaan.. Tuhan menempatkan Gereja di Indonesia dengan sengaja, untuk kemuliaan Tuhan dan damai sejahtera Indonesia.

"Bekerjalah untuk kesejahteraan kota-kota tempat kamu Kubuang. Berdoalah kepada-Ku untuk kepentingan kota-kota itu, sebab kalau kota-kota itu makmur, kamu pun akan makmur". Yeremia 29:7 (BIS)

Daftar Pustaka :

Sunday, October 10, 2021

How to Talk to people



1. Talk through your heart
2. Talk with a story about people
3. Talk with passion
4. Talk to give
5. Talk to listen




Thursday, September 23, 2021

Falsafah Lari Ku


Setiap tindakan kita harus jelas maksud dan tujuanya supaya tindakan yang kita lakukan tidak menjadi beban bagi hidup kita. Ini penting sekali karena kalau tindakan yang kita lakukan hanya akan menjadi beban, maka hilang lah sukacita dalam hidup kita dan kalau sukacita itu hilang otomatis damai sejahtera itu juga hilang.

Maka ini lah falsafah lari ku :

1. Percaya
Saya harus punya keyakinan penuh bahwa saya bisa dan mampu berlari pada pagi hari. Karena kalau saya tidak punya keyakinan itu, saya akan membuat banyak alasan untuk dapat bangun dari tempat tidur pada pagi hari.

2. Motivasi
Motivasi yang ditanamkan dalam pikiran saya harus detail, seperti "saya harus lari", hal itu sangatlah tidak detail sebagai motivasi, jadi saya harus tambahkan "saya harus lari supaya perut buncit saya hilang".

3. Perkecil
Kalau saya sudah menetapkan jarak lari dan dalam proses melakukan itu saya merasa jarak itu jauh sekali, maka saya harus potong-potong jarak itu dalam pikiran supaya tubuh saya menyatakan mudah untuk menyelesaikannya dan terus berlari lagi dengan semangat.

4. Ambil
Jangan pernah meninggalkan berkat, kalau saya liat uang waktu berlari di jalan maka wajib berhenti dan diambil, biarpun itu hanya uang koin saja.

5. Saingan
Saingan dalam rute lari saya, merupakan booster untuk memacukan semangat untuk lari lebih baik lagi. Kalau saingan itu tidak ada dalam bentuk fisik, ciptakan kompetitor bagi dirimu sendiri dalam pikiran mu.

Wednesday, September 22, 2021

The Ministry by Ps. Charles R. Swindoll (Chuck)



The Foundation of ministry is CHARACTER, not a professional skill.
The Nature of ministry is SERVICE, not being served.
The Motive for ministry is LOVE, not money or power.
The Measure of ministry is SACRIFICE, not success.
The Authority of ministry is SUBMISSION, not pulling rank.
The Purpose of ministry is TO GLORIFY GOD, not to glorify ourselves.
The Tools of ministry are PRAYER AND SCRIPTURES, not the marketing handbook.
The Privilege of ministry is GROWTH, which may be in-depth rather than in numbers.
The Power of ministry is THE HOLY SPIRIT, not programs.
The Model for ministry is JESUS CHRIST, not a corporation or a man.

Nilai Utama (Core Value) Orang Kristen

Hiduplah dengan melakukan perbuatan baik. ( virtue )  Milikilah pengetahuan tentang cara hidup yang bijaksana. ( knowledge )  Belajarlah men...