Tuesday, November 03, 2015

Pedoman Hidup Dalam Kebenaran


Secara etimologi teologi, kebenaran memilki kata dasar benar. Kamus bahasa Indonesia memberikan beberapa pengertian dari kebenaran: “keadaan (hal, dsb) yang cocok dengan fakta atau hal yang sebenarnya, sesuatu yang sungguh-sungguh (benar-benar ada, suara hati, kejujuran, izin, persetujuan, perkenan, dan sebetulnya).

Kebenaran menurut bahasa Ibrani adalah tsadaq, sedangkan dalam bahasa Yunani adalah dikaioo, yang berarti mengumumkan suatu keputusan yang menyenangkan, atau menyatakan benar. Konsep ini tidak berarti menjadikan benar tetapi menyatakan kebenaran. Perihal menyatakan kebenaran merupakan konsep dalam persidangan, sehingga membenarkan berarti membubuhkan keputusan yang benar.

Kebenaran dalam bahasa Inggris memakai kata true, yang berarti benar, betul, sejati, sebenarnya, pas / menjadi, kenyataan, mematuhi, impiannya terkabul, setia, tulus, yang sesuai dengan kenyataan. Dan dalam kamus Indonesia-Inggris, Inggris-Indonesia, kata true diterjemahkan sungguh, nyata, betul, memberikan tempat yang tepat, dan mencocokkan hingga tepat sekali.

Dalam kehidupan tidak lah cukup menjadi orang baik karena orang baik belum tentu benar, tapi orang benar pastilah baik.

Dan kehidupan dalam kebenaran akan lebih mudah dan penuh sukacita.

Untuk menunju hidup dalam kebenaran kita perlu pedoman atau doktrin, yaitu sebagai berikut :

Untuk laki-laki yang tua :
  1. Hidupnya haruslah sederhana
  2. Hidupnya haruslah terhormat
  3. Hidupnya haruslah bijaksana
  4. Hidupnya haruslah sehat dalam iman
  5. Hidupnya haruslah dalam kasih
  6. Hidupnya haruslah dalam ketekunan
Untuk wanita (older women) :
  1. Hidupnya haruslah sebagai orang-orang beribadah
  2. Hidupnya haruslah janganlah memfirnah
  3. Hidupnya haruslah jangan menjadi hamba anggur
  4. Hidupnya haruslah cakap mengajarkan hal-hal yang baik.
Untuk kaum muda :
  1. Hidupnya haruslah menguasai diri dalam segala hal
  2. Hidupnya haruslah menjadi teladan dalam berbuat baik
  3. Hdupnya haruslah jujur
  4. Hidupnya haruslah sehat
  5. Hidupnya haruslah tidak tercela


Daftar Pustaka :
  • https://www.facebook.com/notes/alkitab-kegemaranku/kebenaran-yang-memerdekakan/119783055967

Ciri-Ciri Manusia Akhir Zaman



A. Perilaku Moral Mereka 
  1. Mereka Akan Mencintai Dirinya Sendiri Dan Menjadi Hamba Uang.
  2. Mereka Akan Membual Dan Menyombongkan Diri.
  3. Mereka Akan Menjadi Pemfitnah,
  4. Mereka Akan Berontak Terhadap Orang Tua Dan Tidak Tahu Berterima Kasih,
  5. Mereka Tidak Mempedulikan Agama.
  6. Mereka Tidak Tahu Mengasihi,
  7. Mereka Tidak Mau Berdamai.
  8. Mereka Suka Menjelekkan Orang.
  9. Mereka Tidak Dapat Mengekang Diri.
  10. Mereka Garang.
  11. Mereka Tidak Suka Yang Baik.
  12. Mereka Suka Mengkhianat.
  13. Mereka Tidak Berpikir Panjang.Berlagak Tahu.
  14. Mereka Lebih Menuruti Hawa Nafsu Dari Pada Menuruti Allah. 
 B. Wawasan Keagamaan Mereka
  1. Lahiriah Mereka Menjalankan Ibadah Mereka, Tetapi Pada Hakekatnya Mereka Memungkiri Kekuatannya 
C. Kekeranjingan Mereka Akan Pengikut
  1. Di Antara Mereka Terdapat Orang-Orang Yang Menyelundup Ke Rumah Orang Lain Dan Menjerat Perempuan-Perempuan Lemah Yang Sarat Dengan Dosa Dan Dikuasai Oleh Berbagai-Bagai Nafsu.
  2. Mereka Walaupun Selalu Ingin Diajar, Namun Tidak Pernah Dapat Mengenal Kebenaran.
  3. Akal Mereka Bobrok Dan Iman Mereka Tidak Tahan Uji.
  4. Mereka Tidak Akan Lebih Maju, Kebodohan Mereka Pun Akan Nyata Bagi Semua Orang.

Daftar Pustaka :
  • http://www.sarapanpagi.org/keadaan-manusia-pada-akhir-zaman-2-timotius-3-1-9-vt1938.html

Monday, February 23, 2015

Arti Kebahagian Sejati



Filsuf Yunani Aristoteles mengatakan, "Kebahagiaan adalah makna dan tujuan hidup, tujuan dan akhir eksistensi manusia."

Biasanya logika yang berlaku dikalangan masyarakat umum, untuk mencapai kebahagian kita harus selalu bekerja keras siang malam dengan melakukan pengorbanan yang menurut kita sepadan dengan kebahagian tersebut.

Selama ini menurut berbagai buku-buku akademis standar kebahagian ada berbagai macam faktor. Tapi secara umum menurut kitab Mazmur 144:12-15 standar tersebut kebahagian terdiri dari 3 faktor :
  1. Berkat Keluarga
  2. Berkat Ekonomi (kecukupan)
  3. Berkat Keamanan (pemeliharaan)
Lalu dengan berkat di ketiga faktor tersebut, kita sering gunakan sebagai standart/alat ukur untuk menyatakan apakah kita hidup bahagia atau tidak.

Tapi ternyata kebahagian tidaklah hanya berdasarkan berkat aja, karena sebagaimana ditulis Raja Salomo dalam kitab Pengkhotbah 2:4-11, kebahagian berdasarkan hal tersebut adalah "kebahagian yang sia-sia dan sama seperti dengan usaha menjaring angin".

Lalu apa konsep "kebahagian" yang tidak hampa ???

Yohanes melalui kitab Wahyu 1:3 menyampaikan konsep "kebahagian" yang BENAR, yaitu :
  1. Berbahagialah yang membaca Firman Tuhan
  2. Berbahagialah yang mendengar Firman Tuhan
  3. Berbahagialah yang menuruti Firman Tuhan.
Konsep kebahagian ini memiliki tanda-tanda cara hidup yang berdasarkan Mazmur 119:1-3 yaitu :
  1. Hidupnya tidak bercela dan taat kepada hukum-hukum Tuhan.
  2. Hidupnya mengikuti perintah-Nya dan dengan segenap hati berusaha mengenal Tuhan.
  3. Hidup menurut kehendak Tuhan dan tidak melakukan kejahatan.
Sehingga akhirnya orang itu mengenal Tuhan dan Tuhan mengenal orang itu.
Jadi kebahagian sejati adalah orang yang dapat bergaul dengan Tuhan Yesus secara pribadi dan berjalan dengan-Nya.


Daftar Pustaka :
  • https://www.bible.com
  • http://m.christianpost.com/news/happiness-defined--46921/
  • http://www.gki-samanhudi.or.id/artikel/berbahagia-menurut-konsep-firman-tuhan/

Sunday, January 04, 2015

STILL /Be Still My Soul By Don Moen


TENANG

Lingkupiku Dengan Sayap-Mu
Naungiku Dengan Kuasa-Mu

Reff :
Disaat Badai Bergelora
Ku Akan Terbang Bersama-Mu
Bapa Kau Raja Atas S'mesta
Ku Tenang Sebab Kau Allahku

Jiwaku Tenang Dalam Kristus
Hingga Kuasa-Nya Dalam Keheningan



Oktober 2008 bersama dengan dr. Steven Hanson MD
(Region 7 Field Officer) dari The Gideons International


Daftar Pustaka :

Mengapa Ada Banyak Gereja

Pertanyaan mengenai mengapa ada begitu banyak gereja dapat dilihat dari berbagai perspektif teologis, budaya, dan sejarah. Berikut adalah be...