Friday, November 07, 2025

Bukan Dosa, Tapi Panggilan: Melihat Kasih Tuhan Melalui Disabilitas



Pertanyaan ini begitu dalam — dan jujur, banyak orang juga pernah bergumul dengan hal yang sama:
  • “Kalau Tuhan baik, mengapa ada orang lahir dengan disabilitas?”
  • “Di mana keadilan Tuhan?”

Pertanyaan-pertanyaan itu bukan tanda kurang iman, melainkan tanda hati yang tulus ingin memahami kebenaran. Justru di sinilah letak keindahan perjalanan iman — ketika kita berani bertanya, kita memberi ruang bagi Tuhan untuk menyingkapkan kasih dan hikmat-Nya.

Firman Tuhan mengajarkan bahwa di balik setiap hal yang tampak “tidak sempurna” di mata manusia, ada rencana yang jauh lebih besar di mata Tuhan. Seperti yang Yesus katakan tentang orang buta sejak lahir (Yohanes 9:3), “bukan karena dosa orang itu atau dosa orang tuanya, tetapi supaya pekerjaan-pekerjaan Allah dinyatakan di dalam dia.”

Dengan kata lain, disabilitas bukanlah tanda kutuk, melainkan kanvas bagi kasih dan kemuliaan Tuhan untuk dinyatakan. Di sanalah kita melihat bahwa nilai seseorang tidak diukur dari fisik, kemampuan, atau kesempurnaan lahiriah — tetapi dari maksud Allah yang mengasihi setiap pribadi tanpa terkecuali. Mari kita melihatnya dari kacamata firman, bukan dari kacamata dunia.


1. Tuhan Tidak Jahat — Ia Mahabaik dan Sempurna

Mazmur 145:17 berkata,

“Tuhan itu adil dalam segala jalan-Nya dan penuh kasih setia dalam segala perbuatan-Nya.”

Tidak ada satu pun karya Tuhan yang keluar dari sifat kasih-Nya.

Kalau ada sesuatu yang tampak “tidak sempurna” di mata manusia, bukan berarti Tuhan berbuat jahat — tetapi karena kita belum melihat seluruh rencana-Nya. Ibarat permadani yang dilihat dari sisi belakang, kadang tampak kusut dan tidak beraturan, padahal di sisi lain sedang terjalin keindahan yang luar biasa.


2. Disabilitas Bukan Hukuman, Tapi Kesempatan bagi Kemuliaan Tuhan

Yesus menjawab hal ini secara langsung dalam Yohanes 9:1–3 ketika murid-murid bertanya tentang seorang yang buta sejak lahir:

“Rabi, siapakah yang berbuat dosa, orang ini sendiri atau orang tuanya?”
Yesus menjawab: “Bukan dia dan bukan juga orang tuanya, tetapi supaya pekerjaan-pekerjaan Allah dinyatakan di dalam dia.

Disabilitas bukan hasil kejahatan Tuhan — justru menjadi panggung bagi kasih, kuasa, dan kemuliaan-Nya dinyatakan.

Kelemahan bukanlah kegagalan ciptaan, tetapi ruang di mana kasih karunia bekerja paling nyata.


3. Kecacatan Bukan Dosa, Karena Dosa Adalah Pilihan Moral

Yakobus 4:17 menegaskan:

“Jadi jika seorang tahu bagaimana ia harus berbuat baik, tetapi ia tidak melakukannya, ia berdosa.”

Dosa adalah keputusan hati yang menolak kehendak Allah.

Sedangkan disabilitas bukan akibat pilihan moral seseorang, melainkan bagian dari kondisi dunia yang telah jatuh dalam dosa sejak Kejadian 3 (Roma 8:20–22).

Artinya, bukan orangnya yang berdosa — tetapi dunia ini yang sudah rusak.

Namun kasih Tuhan lebih besar dari kerusakan itu, sebab Ia datang bukan hanya untuk menebus dosa, tapi juga memulihkan seluruh ciptaan.


4. Tuhan Melihat Nilai, Bukan Keterbatasan

Manusia menilai dari penampilan dan kemampuan, tapi Tuhan menilai hati.
1 Samuel 16:7 berkata,

“Manusia melihat apa yang di depan mata, tetapi Tuhan melihat hati.”

Dalam pandangan Allah, setiap orang — termasuk mereka yang hidup dengan disabilitas — diciptakan “dengan dahsyat dan ajaib” (Mazmur 139:14).

Mereka bukan “kurang”, mereka hanya berbeda dalam cara menampilkan rupa Allah.

Sering kali justru melalui mereka, Tuhan mengajarkan kita arti kasih yang tulus dan iman yang sejati.


5. Melalui Kelemahan, Tuhan Menyatakan Kuasa-Nya

Paulus menulis dalam 2 Korintus 12:9:

“Cukuplah kasih karunia-Ku bagimu, sebab justru dalam kelemahanlah kuasa-Ku menjadi sempurna.”

Tuhan tidak selalu menghapus kelemahan, tetapi hadir di dalamnya.

Ia tidak selalu mengubah keadaan, tetapi Ia mengubah hati yang menghadapinya.

Dan di situlah mujizat sejati terjadi — bukan pada tubuh yang sembuh, tetapi pada jiwa yang kuat oleh kasih karunia.


6. Keadilan Tuhan Tidak Sama dengan Keadilan Dunia

Banyak yang bertanya, “Kalau Tuhan adil, mengapa tidak semua orang lahir sama?”

Jawabannya: karena keadilan Tuhan bukan berarti semua orang mendapat hal yang sama, tapi semua orang mendapat tujuan yang benar.

Roma 9:20–21 mengingatkan:

“Tidakkah tukang periuk mempunyai hak atas tanah liatnya untuk membuat dari gumpal yang sama satu benda untuk maksud yang mulia dan satu lagi untuk maksud yang biasa?”

Allah tidak pernah salah bentuk.

Setiap kehidupan — yang sehat maupun terbatas — punya peran unik dalam rencana besar-Nya.

Keadilan Tuhan bukan tentang keseragaman, tapi tentang kesempurnaan tujuan.


7. Dunia Rusak, Tapi Tuhan Sedang Memulihkannya

Kecacatan, penderitaan, dan ketimpangan tidak berasal dari rancangan awal Tuhan, tetapi dari akibat dosa yang merusak dunia (Kejadian 3).

Namun Allah tidak tinggal diam. Ia masuk ke dalam penderitaan kita melalui Kristus untuk menebusnya.

Wahyu 21:4 menegaskan harapan kekal:

“Ia akan menghapus segala air mata… tidak akan ada lagi maut, perkabungan, ratap tangis atau dukacita.”

Kelak, semua akan dipulihkan sempurna — tidak ada lagi cacat, tidak ada lagi air mata.

Di surga, semua berdiri utuh dalam kemuliaan tubuh yang baru (1 Korintus 15:42–44).


8. Kita Dipanggil Melihat dengan Mata Kristus

Daripada bertanya, “Mengapa Tuhan menciptakan mereka begitu?”, kita seharusnya bertanya,

“Bagaimana aku bisa mencerminkan kasih Kristus kepada mereka?”

Sebagai tubuh Kristus, gereja dipanggil bukan sekadar menerima, tapi juga memberdayakan mereka yang hidup dengan disabilitas — memberi ruang, menghargai suara mereka, dan belajar dari iman mereka yang sering kali jauh lebih kuat dari kita yang “sehat”.

Kasih sejati tidak melihat batas tubuh, tetapi melihat gambar Allah di balik setiap wajah.


Penutup: Keadilan yang Menyembuhkan

Keadilan Tuhan bukan soal “siapa lebih sehat” atau “siapa lebih beruntung,” tetapi tentang bagaimana kasih-Nya bekerja dalam setiap kehidupan.

Di salib Kristus, keadilan dan kasih bertemu sempurna — dosa dibayar lunas, penderitaan ditebus, dan pengharapan baru lahir.

Suatu hari nanti, ketika kita melihat dari sisi kekekalan, kita akan mengerti bahwa tidak ada satu pun yang “tidak adil” dalam rencana Tuhan — hanya kasih yang sedang Ia lukis perlahan.


“Sebab rancangan-Ku bukanlah rancanganmu, dan jalanmu bukanlah jalan-Ku.”
Yesaya 55:8

“Sebab kami ini buatan Allah, diciptakan dalam Kristus Yesus untuk melakukan pekerjaan baik.”
Efesus 2:10

No comments:

Bukan Dosa, Tapi Panggilan: Melihat Kasih Tuhan Melalui Disabilitas

Pertanyaan ini begitu dalam — dan jujur, banyak orang juga pernah bergumul dengan hal yang sama: “Kalau Tuhan baik, mengapa ada orang lahir ...