- “Kalau Tuhan baik, mengapa ada orang lahir dengan disabilitas?”
- “Di mana keadilan Tuhan?”
Pertanyaan-pertanyaan itu bukan tanda kurang iman, melainkan tanda hati yang tulus ingin memahami kebenaran. Justru di sinilah letak keindahan perjalanan iman — ketika kita berani bertanya, kita memberi ruang bagi Tuhan untuk menyingkapkan kasih dan hikmat-Nya.
Firman Tuhan mengajarkan bahwa di balik setiap hal yang tampak “tidak sempurna” di mata manusia, ada rencana yang jauh lebih besar di mata Tuhan. Seperti yang Yesus katakan tentang orang buta sejak lahir (Yohanes 9:3), “bukan karena dosa orang itu atau dosa orang tuanya, tetapi supaya pekerjaan-pekerjaan Allah dinyatakan di dalam dia.”
Dengan kata lain, disabilitas bukanlah tanda kutuk, melainkan kanvas bagi kasih dan kemuliaan Tuhan untuk dinyatakan. Di sanalah kita melihat bahwa nilai seseorang tidak diukur dari fisik, kemampuan, atau kesempurnaan lahiriah — tetapi dari maksud Allah yang mengasihi setiap pribadi tanpa terkecuali. Mari kita melihatnya dari kacamata firman, bukan dari kacamata dunia.
1. Tuhan Tidak Jahat — Ia Mahabaik dan Sempurna
Mazmur 145:17 berkata,
“Tuhan itu adil dalam segala jalan-Nya dan penuh kasih setia dalam segala perbuatan-Nya.”
2. Disabilitas Bukan Hukuman, Tapi Kesempatan bagi Kemuliaan Tuhan
Yesus menjawab hal ini secara langsung dalam Yohanes 9:1–3 ketika murid-murid bertanya tentang seorang yang buta sejak lahir:
“Rabi, siapakah yang berbuat dosa, orang ini sendiri atau orang tuanya?”Yesus menjawab: “Bukan dia dan bukan juga orang tuanya, tetapi supaya pekerjaan-pekerjaan Allah dinyatakan di dalam dia.”
3. Kecacatan Bukan Dosa, Karena Dosa Adalah Pilihan Moral
Yakobus 4:17 menegaskan:
“Jadi jika seorang tahu bagaimana ia harus berbuat baik, tetapi ia tidak melakukannya, ia berdosa.”
4. Tuhan Melihat Nilai, Bukan Keterbatasan
“Manusia melihat apa yang di depan mata, tetapi Tuhan melihat hati.”
5. Melalui Kelemahan, Tuhan Menyatakan Kuasa-Nya
Paulus menulis dalam 2 Korintus 12:9:
“Cukuplah kasih karunia-Ku bagimu, sebab justru dalam kelemahanlah kuasa-Ku menjadi sempurna.”
6. Keadilan Tuhan Tidak Sama dengan Keadilan Dunia
Roma 9:20–21 mengingatkan:
“Tidakkah tukang periuk mempunyai hak atas tanah liatnya untuk membuat dari gumpal yang sama satu benda untuk maksud yang mulia dan satu lagi untuk maksud yang biasa?”
7. Dunia Rusak, Tapi Tuhan Sedang Memulihkannya
Wahyu 21:4 menegaskan harapan kekal:
“Ia akan menghapus segala air mata… tidak akan ada lagi maut, perkabungan, ratap tangis atau dukacita.”
8. Kita Dipanggil Melihat dengan Mata Kristus
“Bagaimana aku bisa mencerminkan kasih Kristus kepada mereka?”
Sebagai tubuh Kristus, gereja dipanggil bukan sekadar menerima, tapi juga memberdayakan mereka yang hidup dengan disabilitas — memberi ruang, menghargai suara mereka, dan belajar dari iman mereka yang sering kali jauh lebih kuat dari kita yang “sehat”.
Kasih sejati tidak melihat batas tubuh, tetapi melihat gambar Allah di balik setiap wajah.
Penutup: Keadilan yang Menyembuhkan
“Sebab rancangan-Ku bukanlah rancanganmu, dan jalanmu bukanlah jalan-Ku.”— Yesaya 55:8“Sebab kami ini buatan Allah, diciptakan dalam Kristus Yesus untuk melakukan pekerjaan baik.”— Efesus 2:10

No comments:
Post a Comment