Monday, August 11, 2025

Kisah Panjang Terbentuknya Alkitab

Alkitab yang kita pegang hari ini bukanlah kitab yang turun begitu saja dari langit dalam bentuk jadi. Ia adalah kumpulan tulisan kudus yang lahir dalam rentang waktu lebih dari seribu tahun, melalui pena para nabi, rasul, dan hamba Tuhan yang diilhami Roh Kudus. Setiap kitab memiliki latar sejarah, konteks budaya, dan tujuan rohani yang Allah arahkan untuk membentuk kesaksian-Nya bagi umat manusia.

Namun, perjalanan dari penulisan pertama hingga menjadi satu kesatuan yang kita sebut “Alkitab” adalah proses yang panjang dan teruji. Ada masa pengumpulan, masa pengakuan, dan masa peneguhan resmi oleh umat Allah di sepanjang zaman. Gereja mula-mula membaca, menyalin, dan mengajarkan tulisan-tulisan ini jauh sebelum daftar kitabnya ditetapkan secara final.

Proses ini melibatkan keputusan-keputusan penting: kitab mana yang diilhami Allah, bagaimana urutannya, dan mengapa ada perbedaan jumlah kitab antara tradisi Katolik, Ortodoks, dan Protestan. Semua itu membentuk sejarah penyusunan kanon Alkitab yang kita kenal sekarang.

Melalui tulisan ini, kita akan menelusuri perjalanan itu secara singkat namun runtut—dari zaman penulisan, pengakuan oleh komunitas iman, konsili-konsili penting, hingga penyebaran Alkitab modern—supaya kita semakin yakin bahwa firman yang kita baca adalah firman Allah yang terjaga dari generasi ke generasi.


Zaman Penulisan Alkitab

1. Penulisan Perjanjian Lama (±1400–400 SM)

Periode: Sekitar 1.000 tahun proses penulisan.
Penulis: Para nabi, imam, raja, juru tulis, dan orang-orang yang diilhami oleh Roh Kudus.
Bagian-bagian utama:

  1. Taurat (Pentateukh / Hukum Musa) – ±1400–1200 SM

    • Ditulis oleh Musa (dengan tambahan catatan oleh Yosua atau nabi lain setelah kematian Musa).

    • Meliputi Kejadian, Keluaran, Imamat, Bilangan, Ulangan.

    • Fokus pada penciptaan, sejarah awal manusia, panggilan Abraham, keluaran Israel dari Mesir, hukum Taurat, dan perjanjian Allah.

  2. Kitab Nabi-nabi (Nevi’im) – ±1000–400 SM

    • Ditulis oleh para nabi besar (Yesaya, Yeremia, Yehezkiel, Daniel) dan nabi kecil (Hosea–Maleakhi).

    • Berisi nubuat, teguran, janji pemulihan, dan pengharapan akan Mesias.

  3. Tulisan (Ketuvim) – ±1000–400 SM

    • Kitab puisi dan hikmat (Mazmur, Amsal, Pengkhotbah, Ayub), sejarah (Ruth, Ester, Ezra-Nehemia, Tawarikh), serta sastra hikmat lainnya.

    • Ditulis oleh tokoh-tokoh seperti Daud, Salomo, Asaf, Ezra, dan penulis lainnya.

Catatan: Penulisan Perjanjian Lama berakhir sekitar 400 SM, pada masa nabi Maleakhi. Setelah itu ada masa sekitar 400 tahun yang disebut masa intertestamental (antara Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru) di mana tidak ada wahyu baru, namun sejarah Yahudi tetap berlangsung (misalnya, kisah Makabe).

2. Penulisan Perjanjian Baru (±45–95 M)

Periode: Sekitar 50 tahun proses penulisan.
Penulis: Para rasul Yesus dan saksi mata pelayanan-Nya yang diilhami Roh Kudus.
Bagian-bagian utama:

  1. Injil (Matius, Markus, Lukas, Yohanes) – ±45–90 M

    • Berisi kehidupan, ajaran, mukjizat, kematian, dan kebangkitan Yesus Kristus.

    • Matius dan Yohanes adalah saksi mata langsung; Markus menulis berdasarkan kesaksian Petrus; Lukas menyusun berdasarkan penelitian sejarah yang teliti.

  2. Kisah Para Rasul – ±60 M

    • Ditulis oleh Lukas sebagai kelanjutan Injil Lukas.

    • Mengisahkan perkembangan gereja mula-mula dan perjalanan misi Paulus.

  3. Surat-surat Rasul (Epistola) – ±50–95 M

    • Ditulis oleh Paulus, Petrus, Yakobus, Yohanes, dan Yudas.

    • Berisi pengajaran iman, pembinaan gereja, penguatan rohani, dan teguran terhadap ajaran sesat.

  4. Kitab Wahyu – ±95 M

    • Ditulis oleh Rasul Yohanes saat di pulau Patmos.

    • Berisi penglihatan tentang akhir zaman, kemenangan Kristus, dan langit baru bumi baru.

Catatan: Penulisan Perjanjian Baru selesai sekitar tahun 95 M dengan kitab Wahyu, menandai berakhirnya periode inspirasi Alkitab.


Peneguhan Kanon

±450 SM – Ezra dan para imam

Setelah pembuangan di Babel, Ezra bersama para imam dan ahli Taurat meneguhkan kumpulan Kitab Taurat (Pentateukh) sebagai dasar hukum dan iman umat Israel. Pada masa ini, pembacaan Kitab Suci mulai diatur secara teratur di sinagoga, sehingga setiap orang Yahudi dapat mendengar dan mempelajari firman Tuhan. Tradisi ini menjadi fondasi bagi pelestarian dan transmisi teks-teks Perjanjian Lama dari generasi ke generasi.

±90 M – Sinode Yamnia (Jamnia)

Pasca kehancuran Bait Suci Yerusalem (70 M), para rabi Yahudi berkumpul di Yamnia (Jabneh) untuk menegaskan daftar kitab yang dianggap suci dan mengikat bagi komunitas Yahudi. Sinode ini mengafirmasi 39 kitab Perjanjian Lama sebagaimana dikenal dalam Alkitab Protestan saat ini. Kitab-kitab lain yang tidak masuk daftar ini (seperti Deuterokanonika) tidak diakui sebagai bagian dari kanon Yahudi.

Abad 1–3 M – Gereja mula-mula

Gereja mula-mula mewarisi Kitab Suci Ibrani (PL) dari tradisi Yahudi, sambil menambahkan tulisan-tulisan rasuli yang berisi kesaksian tentang Yesus Kristus, seperti Injil, Kisah Para Rasul, Surat-surat (Epistola), dan Wahyu. Tulisan-tulisan ini dibacakan dalam ibadah dan dipandang memiliki otoritas ilahi. Namun, pada periode ini daftar kitab Perjanjian Baru belum final — beberapa kitab diterima secara luas (misalnya Injil dan surat Paulus), sementara yang lain masih diperdebatkan (misalnya Ibrani, Yakobus, 2 Petrus, 2–3 Yohanes, Yudas, dan Wahyu).


Penetapan Resmi Gereja

367 M – Surat Paskah Athanasius ke-39

Uskup Athanasius dari Aleksandria (Mesir), dalam surat paskahnya yang ke-39, untuk pertama kalinya secara jelas dan lengkap menyebutkan 27 kitab Perjanjian Baru yang sama persis dengan daftar yang digunakan oleh gereja sekarang. Surat ini berperan penting karena memberikan acuan resmi bagi gereja-gereja di seluruh wilayah pengaruhnya.

393 M – Konsili Hippo (diadakan di kota Hippo Regius, Afrika Utara) 

Konsili gereja regional ini, yang dihadiri para uskup, secara resmi mengesahkan daftar kitab Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru. Daftar ini mencakup kitab-kitab yang digunakan dalam liturgi gereja Barat, termasuk Deuterokanonika (sesuai tradisi Katolik).

397 M – Konsili Kartago (diadakan di kota Kartago, Afrika Utara)

Konsili ini meneguhkan kembali keputusan Konsili Hippo, menetapkan kanon Alkitab secara resmi untuk Gereja Barat, yang dipimpin oleh Uskup Roma (Paus) dan kemudian berkembang menjadi Gereja Katolik Roma. Keputusan ini juga mengirimkan daftar kitab tersebut kepada Uskup Roma untuk mendapat pengesahan, sehingga menjadi acuan baku bagi liturgi, pengajaran, dan teologi gereja pada masa itu. 

Perbedaan Kanon

1500-an M – Reformasi Protestan

Reformator seperti Martin Luther meninjau kembali daftar kitab Perjanjian Lama dan memutuskan hanya mengakui 39 kitab yang sesuai dengan kanon Ibrani (yang ditetapkan oleh komunitas Yahudi, misalnya di Sinode Yamnia ±90 M). Kitab-kitab yang tidak ada dalam kanon Yahudi — seperti Tobit, Yudit, 1 & 2 Makabe, Kebijaksanaan Salomo, Sirakh, dan Barukh — dikeluarkan dari daftar resmi Perjanjian Lama Protestan, meskipun sebagian masih dimasukkan di bagian “apokrifa” sebagai bacaan tambahan.

1546 M – Konsili Trente (diadakan di Kota Trent, Italia)

Sebagai respon terhadap Reformasi Protestan, Gereja Katolik Roma melalui Konsili Trente secara dogmatis menegaskan bahwa kitab-kitab Deuterokanonika adalah bagian sah dari Kitab Suci Perjanjian Lama, sejajar dengan kitab-kitab lain. Keputusan ini mengikat seluruh Gereja Katolik dan menutup perdebatan internal yang sempat berlangsung selama beberapa abad.
Daftar yang ditegaskan mencakup: Tobit, Yudit, Tambahan Ester, Kebijaksanaan Salomo, Sirakh (Ecclesiasticus), Barukh (termasuk Surat Yeremia), Tambahan Daniel (Nyanyian Tiga Pemuda, Susana, Bel dan Naga), serta 1 & 2 Makabe.


Alkitab Modern

Abad ke 15–16 M – Revolusi Teknologi Percetakan

Penemuan mesin cetak oleh Johannes Gutenberg sekitar tahun 1450 M menjadi titik balik sejarah penyebaran Alkitab. Sebelum itu, penyalinan Alkitab dilakukan secara manual oleh para juru tulis di biara, yang memakan waktu lama dan sangat mahal. Dengan mesin cetak, naskah dapat diperbanyak secara massal dan lebih murah, sehingga semakin banyak orang dapat mengakses Kitab Suci. Salah satu cetakan paling terkenal adalah Gutenberg Bible (sekitar 1455 M), yang menggunakan Vulgata Latin sebagai teks.

Awal Abad ke 16  Gerakan Reformasi & Terjemahan ke Bahasa Vernakular

Tokoh-tokoh Reformasi seperti Martin Luther (Jerman) dan William Tyndale (Inggris) menerjemahkan Alkitab langsung dari bahasa aslinya (Ibrani dan Yunani) ke bahasa rakyat. Luther menerjemahkan Perjanjian Baru ke bahasa Jerman pada tahun 1522, dan seluruh Alkitab pada 1534. Tyndale menerjemahkan sebagian besar Alkitab ke bahasa Inggris, meskipun ia dieksekusi pada 1536 sebelum menyelesaikan seluruhnya. Terjemahan-terjemahan ini memperluas akses bagi jemaat biasa, memecah monopoli pemahaman teks dari kalangan rohaniwan, dan memicu gelombang penerjemahan Alkitab di seluruh Eropa.

Abad ke 15–16 M  Standarisasi & Pemurnian Teks

Abad ini juga menjadi masa penetapan teks standar. Salah satu tonggaknya adalah King James Version (1611), terjemahan resmi bahasa Inggris yang sangat berpengaruh dan menjadi acuan selama berabad-abad. Di sisi lain, perkembangan filologi dan penemuan naskah kuno mendorong revisi berkelanjutan untuk mendekati teks asli seakurat mungkin.

Abad ke 18–19 M  Penyebaran Global

Pada abad ini kita menyaksikan lahirnya berbagai lembaga Alkitab, seperti British and Foreign Bible Society (1804), yang berperan besar dalam menerjemahkan Alkitab ke ratusan bahasa. Kemajuan transportasi dan percetakan membuat Alkitab menjangkau wilayah-wilayah yang sebelumnya terisolasi.

Abad ke 18–19 M  Awal Era Digital & Akses Universal

Memasuki abad ini, Alkitab tidak hanya tersedia dalam bentuk cetak, tetapi juga dalam format audio, aplikasi seluler, dan situs daring seperti BibleGateway atau YouVersion, yang memungkinkan jutaan orang mengakses teks Kitab Suci secara gratis. Proyek-proyek penerjemahan seperti Wycliffe Bible Translators terus berupaya agar setiap bahasa di dunia memiliki Alkitab sendiri.

Timeline Proses Kanonisasi 

Tahun

Peristiwa Penting

Penjelasan Singkat

1400–400 SM

Penulisan Kitab Perjanjian Lama

Kitab-kitab Taurat, Nabi, dan Tulisan (termasuk kitab hikmat) ditulis dan dikumpulkan oleh umat Israel secara bertahap.

450 SM

Peran Ezra dan Imam di Yerusalem

Ezra meneguhkan hukum Taurat dan membantu mengorganisasi kitab-kitab suci untuk pembacaan di sinagoga.

90 M

Sinode Yamnia (diadakan di kota Yavneh (Jamnia) – Israel)

Rabi Yahudi menegaskan kanon Perjanjian Lama, termasuk kitab-kitab hikmat seperti Amsal, Mazmur, Ayub, Pengkhotbah, Kidung Agung.

1–3 M

Penggunaan Kitab PL dan PB di Gereja mula-mula

Gereja mula-mula memakai kitab-kitab PL (termasuk hikmat) dan kitab-kitab PB yang ditulis oleh rasul-rasul dan saksi.

367 M

Surat Paskah Athanasius ke-39 (surat tahunan yang dikirim oleh Athanasius dari Aleksandria, Uskup Aleksandria (Mesir) pada abad ke-4)

Athanasius menyusun daftar resmi 27 kitab Perjanjian Baru yang urutannya sama dengan Alkitab sekarang, sekaligus mengakui kitab Perjanjian Lama.

393 M

Konsili Hippo (diadakan di Kota Kartago, yang terletak di Afrika Utara sekarang bagian dari Tunisia)

Konsili mengesahkan kanon Alkitab yang mencakup kitab-kitab Perjanjian Lama dan Baru.

397 M

Konsili Kartago (diadakan di kota Hippo Regius, yang terletak di Afrika Utara sekarang Annaba, Aljazair)

Mengukuhkan kanon yang sama dengan Konsili Hippo; daftar kitab resmi Alkitab diakui Gereja Barat (gereja dipimpin oleh Uskup Roma (Paus), yang berkembang menjadi Gereja Katolik Roma).

1500-an M

Reformasi Protestan (dimulai dari Kota Wittenberg – Jerman)

Reformator memilih hanya 39 kitab Perjanjian Lama (masuk kanon Yahudi), menolak beberapa kitab deuterokanonika.

1546 M

Konsili Trente (diadakan di kota Trento (Trent), yang saat itu berada di wilayah Kekaisaran Romawi Suci, dan sekarang termasuk Italia bagian utara.)

Gereja Katolik menegaskan kanon Alkitab termasuk kitab deuterokanonika (kitab tambahan).


No comments:

Apa yang Kita Lakukan di Surga?

Surga bukanlah sekadar tempat yang jauh di atas awan, di mana orang percaya duduk diam sepanjang kekekalan. Firman Tuhan memberi gambaran ya...