Dalam dunia yang penuh tuntutan dan pengukuran berdasarkan pencapaian, mudah bagi kita untuk terjebak dalam pola pikir “supaya” seperti supaya diberkati, supaya dilihat benar, supaya menang. Tapi Injil Yesus Kristus datang membalikkan cara pandang itu. Injil mengajarkan kita hidup bukan supaya, tapi karena kita sudah diberi.
Seorang anak Allah tidak memberi supaya ia kaya, tapi karena ia sudah merasa kaya di dalam Kristus. Ia tidak percaya karena hidupnya mudah, tapi karena Tuhan setia, meski realita terlihat gelap. Ia tidak memikul salib untuk diterima, tapi karena ia tahu dirinya sudah dibenarkan.
Dunia mungkin berkata, “Buktikan dulu.” Tapi kasih karunia berkata, “Ini sudah menjadi milikmu.” Maka setiap langkah hidup orang percaya adalah tanggapan, bukan strategi untuk memperoleh, tapi respon terhadap apa yang sudah Tuhan lakukan.
Tulisan ini akan menuntun kita untuk melihat lima kebenaran penting tentang hidup dalam kasih karunia. Bukan agar kita berjuang demi penerimaan, tapi supaya kita hidup keluar dari kepastian bahwa kita sudah diterima.
1. Kamu Memberi Bukan Karena Mau Diberkati, Tapi Karena Kamu Merasa Sudah Kaya
“Biar pun faktanya dompetmu kosong.”
2 Korintus 8:2–3
“Selagi dicobai dengan berat dalam pelbagai penderitaan, sukacita mereka meluap dan meskipun sangat miskin, mereka kaya dalam kemurahan.”
Lukas 6:38
“Berilah dan kamu akan diberi...”
- Memberi dari kekurangan adalah ekspresi iman bahwa Tuhan cukup dan setia.
2. Sama Seperti Abraham Beriman Saat Tidak Masuk Akal
Roma 4:18–21
“Sebab sekalipun tidak ada dasar untuk berharap, namun Abraham berharap juga dan percaya... Ia tidak bimbang karena ketidakpercayaan, malah ia diperkuat dalam imannya dan memuliakan Allah.”
- Iman Abraham adalah iman yang melihat ke atas, bukan ke sekitar.
3. Kita Pikulkan Salib Bukan Supaya Dibenarkan, Tapi Karena Kita Tahu Kita Sudah Dibenarkan
Roma 5:1
“Sebab kita sekarang telah dibenarkan karena iman, kita hidup dalam damai sejahtera dengan Allah oleh karena Tuhan kita, Yesus Kristus.”
Lukas 9:23
“Setiap orang yang mau mengikut Aku, ia harus menyangkal dirinya, memikul salibnya setiap hari dan mengikut Aku.”
- Ketaatan bukan untuk mendapatkan posisi, tapi karena kita sudah berada dalam posisi sebagai anak Tuhan.
4. Tubuh Ini Hanya Dipinjamkan, Kita Menantikan Tubuh yang Baru
2 Korintus 5:1–2
“Jika kemah tempat kediaman kita di bumi ini dibongkar, kita mempunyai suatu tempat kediaman dari Allah... rumah yang kekal di sorga.”
Filipi 3:20–21
“...yang akan mengubah tubuh kita yang hina ini, sehingga serupa dengan tubuh-Nya yang mulia.”
- Tubuh ini sementara, salib ini sementara, tapi kemuliaan Tuhan itu kekal.
5. Kita Harus Berpikir dalam Kemenangan, Bukan Kekalahan
Roma 8:37
“Tetapi dalam semuanya itu kita lebih dari pemenang oleh Dia yang telah mengasihi kita.”
1 Korintus 15:57
“Tetapi syukur kepada Allah, yang telah memberikan kepada kita kemenangan oleh Yesus Kristus, Tuhan kita.”
- Kita tidak berjuang untuk menang, kita berjuang dari posisi menang.
Kesimpulan Ajaran:
Pernyataan |
Makna Alkitabiah |
Memberi karena sudah kaya |
Identitas anak Allah, bukan motivasi keuntungan |
Beriman saat mustahil |
Iman yang
berdiri di atas janji, bukan situasi |
Pikulkan salib
karena sudah benar |
Ketaatan
sebagai respon kasih, bukan kewajiban hukum |
Tubuh sementara, tubuh baru menanti |
Fokus kekal
memberi daya tahan sekarang |
Berpikir menang, bukan kalah |
Identitas
pemenang di dalam Kristus, bukan korban keadaan |
Penutup:
Hidup dalam kasih karunia berarti hidup dari posisi “sudah”, bukan “supaya”.Sudah diberkati. Sudah dibenarkan. Sudah dimenangkan.Maka kita memberi, percaya, dan setia, karena Kristus sudah lebih dulu memberi, percaya, dan setia kepada kita.
No comments:
Post a Comment