Monday, April 02, 2018

Kenapa Harus Pergi Ke Gereja

Pertanyaan tentang mengapa orang Kristen harus pergi ke gereja adalah hal yang sering muncul dalam kehidupan sehari-hari. Jika kita bertanya kepada pendeta atau para pemimpin gereja, kita mungkin akan mendengar berbagai jawaban yang mengarah pada tujuan utama: untuk memuliakan Tuhan dan mendapatkan berkat dari-Nya. Namun, ada pandangan yang berkembang bahwa jika seseorang tidak pergi ke gereja, mereka dianggap tidak hidup sesuai dengan iman mereka, atau bahkan tidak layak disebut orang Kristen yang baik.

Namun, mari kita melihat lebih dalam tentang alasan sebenarnya mengapa kita harus pergi ke gereja, bukan hanya untuk memuliakan Tuhan atau mengejar berkat, tetapi untuk memenuhi tujuan hidup sebagai ciptaan Tuhan dan mengikuti teladan Kristus.

1. Untuk Berkumpul Bersama 

Dalam Alkitab, kita diajarkan untuk tidak meninggalkan pertemuan-pertemuan ibadah (Ibrani 10:25). Berkumpul bersama di gereja adalah kesempatan untuk saling mengasihi, menasihati, dan saling mendukung. Sebagai umat Tuhan, kita sering menghadapi tantangan hidup, dan gereja adalah tempat di mana kita bisa mendapatkan dukungan rohani yang dibutuhkan. Di sana, kita saling menguatkan dalam iman dan kasih, tanpa ada kepentingan tersembunyi.


2. Untuk Mendengarkan Kotbah Tentang Firman Tuhan 

Roma 10:17 mengajarkan bahwa "Iman datang dari pendengaran, dan pendengaran oleh firman Kristus." Kotbah yang disampaikan di gereja membantu kita memahami Firman Tuhan lebih dalam. Walaupun kita bisa membaca Alkitab sendiri, tetapi pendalaman Firman melalui kotbah memberi kita pemahaman yang lebih kaya dan mencegah kita dari penafsiran yang salah. Gereja adalah tempat di mana kita dapat belajar bersama-sama, dibimbing oleh pengajaran yang benar.


3. Untuk Menguatkan Iman Kita

Iman adalah dasar kehidupan Kristen, sebagaimana tertulis dalam Roma 5:1, "Sebab itu, kita yang dibenarkan oleh iman, hidup dalam damai sejahtera dengan Allah oleh Tuhan kita Yesus Kristus." Melalui ibadah di gereja, kita dikuatkan oleh firman Tuhan dan kesaksian saudara seiman, yang membantu kita untuk terus bertumbuh dalam iman, meskipun kita mengalami kesulitan atau pencobaan.


4. Untuk Keluarga Kita

Ke gereja bersama keluarga adalah tindakan yang sangat penting, terutama bagi orang tua yang ingin menanamkan nilai-nilai moral dan ajaran Kristus kepada anak-anak mereka. Dalam Amsal 22:6, dikatakan, "Didiklah orang muda menurut jalan yang patut baginya, maka pada masa tuanya ia tidak akan menyimpang dari jalan itu." Gereja adalah tempat yang tepat bagi anak-anak untuk belajar mengenal Tuhan, memahami moralitas, dan membangun hubungan yang sehat dengan sesama.


5. Untuk Memuji Tuhan Dengan Nyanyian

Dalam dunia penelitian menemukan bahwa bernyanyi mengurangi stres dan meningkatkan kualitas hidup serta mempererat ikatan sosial.

Dan sebuah studi oleh sekelompok ilmuwan dari Inggris dan Australia (Clift et al., 2007) menunjukkan bagaimana nyanyi paduan suara berdampak positif terhadap kualitas hidup, kesejahteraan, dan kesehatan. Riset yang melibatkan lebih dari 600 penyanyi paduan suara dari seantero Inggris tersebut memberikan akun empiris bagaimana mereka yang kesehatan psikologisnya relatif rendah memperoleh manfaat dari menyanyi paduan suara. Secara spesifik, empat kelompok berikut memperoleh manfaat paling besar dari nyanyi paduan suara:
  1. Mereka yang memiliki masalah kesehatan mental berkepanjangan
  2. Mereka yang memiliki masalah signifikan dalam hubungan/keluarga
  3. Mereka yang memiliki masalah kesehatan fisik
  4. Mereka yang sedang berduka karena kematian seseorang
Lebih jauh, penelitian ini juga menjelaskan bagaimana persisnya manfaat ini bekerja pada penyanyi. Para ilmuwan dari Universitas Canterbury Christ Church, Kolese Musik Royal Northern dan Universitas Griffith ini mengungkap enam “mekanisme membangun” dalam proses nyanyi paduan suara, yaitu:
  • efek positif
  • perhatian yang terfokus
  • pernapasan mendalam
  • dukungan sosial
  • rangsangan kognitif
  • komitmen teratur
Paduan Suara adalah sajian musik vokal oleh beberapa orang dengan memadukan berbagai jenis suara menjadi satu kesatuan yang utuh dan dapat mengungkapkan jiwa lagu yang dinyanyikan dan hal itu dapat kita lakukan kalau kita ke Gereja.


6. Untuk Berdoa Bersama

Beberapa manfaat dari doa bersama adalah:
  1. Dengan berdoa bersama, kita dapat menaikkan lebih banyak doa secara kolektif. Setiap kita memiliki cara yang unik untuk berdoa, dan berdoa bersama-sama akan membawa suara yang baru akan kebutuhan yang didoakan itu.
  2. Berdoa bersama-sama memberi kita rasa memiliki yang mendalam. Ketika kita menjadi bagian dari sebuah kelompok, kita merasa menjadi bagian yang penting dari sebuah tujuan yang lebih besar.
  3. Berdoa bersama-sama meningkatkan suasana hati kita. Ketika kita pulang dari sebuah persekutuan doa, kita merasa sangat terhibur karena dalam persekutuan itu kita tidak hanya memperhatikan orang lain, tetapi juga merasakan kasih serta kepedulian dari mereka.
  4. Berdoa bersama-sama membuka hati kita terhadap kebutuhan orang-orang di sekitar kita dan mengingatkan kita bahwa kadang-kadang kita bisa menjadi jawaban bagi doa seseorang.

7. Untuk Berguna Bagi Orang Lain

Gereja merupakan sebuah wadah terbaik bagi orang Kristen untuk ber-Fellowship. Dalam Bahasa Indonesia, kata yang digunakan untuk menyatakan Fellowship adalah Persekutuan. Kata fellowship sebenarnya adalah frasa yang terbentuk dari dua kata dasar Fellow yang berarti teman dan kata Ship yang berarti Kapal atau wadah. Perpaduan dari dua kata dasar inilah yang membentuk kata Fellowship mempunyai makna : wadah dari orang-orang yang saling berteman.
Ketika berteman kita dapat berguna bagi orang lain. Kita dapat saling menguatkan dan saling bahu membahu mencari solusi yang sedang dihadapi teman kita. Ataupun bersama-sama kita dapat menjadi sebuah kekuatan yang baik untuk menolong kelompok yang lebih besar, mengasihi sesama, sebagaimana ajaran dalam Alkitab.


8. Untuk Mengikuti Jejak Yesus

Kata Kristen sendiri memiliki arti "pengikut Kristus atau "pengikut Yesus". Murid-murid Yesus Kristus untuk pertama kalinya disebut Kristen ketika mereka berkumpul di Antiokia (Kisah Para Rasul 11: 26b). Sebagai pengikut Yesus, kita harus belajar mengikuti kebiasaan yang dilakukan Yesus. Dalam Alkitab jelas dapat kita baca bahwa Yesus rajin pergi ke tempat ibadah, sehingga sangat janggal kalau orang kristen jarang atau tidak pernah ke gereja.

KESIMPULAN
Pergi ke gereja bukanlah sekadar kewajiban atau rutinitas, tetapi lebih kepada kebutuhan rohani kita sebagai ciptaan Tuhan. Gereja adalah tempat kita diperbarui, disegarkan, dan diperlengkapi untuk menjalani hidup sesuai dengan kehendak Tuhan. Dalam Matius 11:28, Yesus mengundang kita, "Marilah kepada-Ku, semua yang letih lesu dan berbeban berat, Aku akan memberi kelegaan kepadamu." Gereja adalah tempat di mana kita dapat menemukan kelegaan dan pertolongan dalam perjalanan hidup kita.

Daftar Pustaka :
  • Alkitab
  • https://youtu.be/mLNdksSFtyE
  • https://sanguinischoraliensis.wordpress.com/2013/06/16/mengapa-semua-orang-seharusnya-berpaduan-suara-kata-ilmuwan/
  • http://doa.sabda.org/kekuatan_dalam_doa_bersamasama
  • http://torehanpenaku.blogspot.co.id/2008/04/bersekutu-dalam-kerangka-yang-benar.html

Tips Latihan Mata Untuk Meningkatkan Penglihatan


Pentingnya Menjaga Kesehatan Mata dan Latihan Mata yang Efektif

Mata adalah salah satu pancaindra yang memiliki peran vital dalam kehidupan manusia. Dengan mata, kita mampu menikmati keindahan dunia, mengapresiasi warna-warna yang menakjubkan, dan mengenali bentuk-bentuk yang beragam. Fungsi penglihatan ini tidak hanya mendukung aktivitas sehari-hari, tetapi juga memperkaya pengalaman emosional dan intelektual kita. Oleh karena itu, menjaga kesehatan mata menjadi sebuah prioritas yang tidak dapat diabaikan.

Salah satu cara untuk menjaga mata tetap sehat adalah melalui latihan-latihan sederhana yang dapat membantu meningkatkan fleksibilitas otot mata, melancarkan aliran darah, dan mempertahankan penglihatan yang optimal. Latihan mata juga dapat mengurangi ketegangan yang sering terjadi akibat penggunaan perangkat digital yang berlebihan.


Latihan Mata yang Dapat Dilakukan Secara Rutin

Berikut adalah beberapa latihan mata yang sederhana namun efektif untuk menjaga kesehatan mata Anda:

1. Fokus pada Objek Jarak Jauh

Melatih mata untuk fokus pada objek yang jauh membantu mengurangi ketegangan pada otot mata.

  • Caranya: Pilih objek yang jauh, seperti bulan di malam hari. Pandang objek tersebut dengan fokus selama 3-5 menit setiap hari.
  • Manfaat: Latihan ini membantu relaksasi mata setelah aktivitas yang melibatkan fokus pada layar atau benda dekat.

2. Latihan Berkedip Cepat

Berkedip secara cepat dapat merangsang produksi cairan mata, yang penting untuk menjaga kelembapan dan mencegah mata kering.

  • Caranya: Kedipkan mata dengan cepat sebanyak 20-30 kali tanpa meremas atau menutup mata terlalu erat. Setelah selesai, tutup mata selama beberapa detik untuk memberi waktu istirahat.
  • Manfaat: Melancarkan sirkulasi darah di area mata dan menjaga kebugaran otot kelopak mata.

3. Gerakan Memutar Mata

Latihan memutar mata membantu meningkatkan fleksibilitas otot mata dan memperbaiki koordinasi.

  • Caranya: Putar mata Anda searah jarum jam selama beberapa detik, lalu berlawanan arah jarum jam. Ulangi 4-5 kali setiap hari.
  • Manfaat: Mengurangi kekakuan otot mata dan meningkatkan daya penglihatan.

4. Latihan Fokus dengan Pensil

Latihan ini membantu melatih kemampuan fokus mata pada objek bergerak, yang penting untuk keseimbangan penglihatan dekat dan jauh.

  • Caranya: Pegang sebuah pensil di depan Anda pada jarak pandang nyaman. Fokuskan pandangan pada pensil tersebut. Secara perlahan, gerakkan pensil mendekati hidung, lalu jauhkan kembali. Ulangi hingga 10 kali setiap hari.
  • Manfaat: Meningkatkan koordinasi antara kedua mata dan mempertajam kemampuan fokus.

Mengintegrasikan Latihan Mata ke dalam Kehidupan Sehari-hari

Latihan mata dapat dilakukan kapan saja dan di mana saja, terutama saat Anda merasa mata lelah akibat bekerja di depan layar komputer atau membaca dalam waktu lama. Penting untuk konsisten dalam melakukannya agar manfaatnya dapat dirasakan secara maksimal.

Selain melakukan latihan mata, menjaga pola hidup sehat juga berperan penting dalam menjaga kesehatan mata. Konsumsi makanan yang kaya vitamin A, seperti wortel, bayam, dan ikan berlemak, serta pastikan Anda memiliki waktu istirahat yang cukup. Jika Anda memiliki keluhan pada mata, jangan ragu untuk berkonsultasi dengan dokter spesialis mata untuk mendapatkan penanganan yang tepat.


KESIMPULAN :
Latihan mata adalah langkah sederhana namun sangat bermanfaat dalam menjaga kesehatan dan fungsi penglihatan. Dengan rutin melatih mata, Anda tidak hanya meningkatkan fleksibilitas otot mata, tetapi juga mencegah gangguan yang dapat mengurangi kualitas hidup.

Daftar Pustaka:

Tuesday, November 03, 2015

Pedoman Hidup Dalam Kebenaran


Makna Kebenaran dalam Perspektif Teologi dan Kehidupan

Secara etimologis, kata "kebenaran" berakar pada kata dasar "benar." Kamus Besar Bahasa Indonesia mendefinisikan kebenaran sebagai “keadaan yang cocok dengan fakta atau kenyataan, sesuatu yang sungguh-sungguh, seperti suara hati, kejujuran, persetujuan, perkenan, atau hal yang sesungguhnya.” Definisi ini memberikan landasan dasar bahwa kebenaran berkaitan dengan integritas dan keselarasan antara fakta dan kenyataan yang obyektif.


Kebenaran dalam Alkitab

Dalam Bahasa Ibrani dan Yunani

Dalam bahasa Ibrani, kebenaran diterjemahkan sebagai tsadaq, yang berarti tindakan yang benar, adil, atau sesuai dengan kehendak Allah. Sementara dalam bahasa Yunani, digunakan kata dikaioo, yang merujuk pada tindakan menyatakan atau membenarkan seseorang. Istilah ini sering dipahami dalam konteks persidangan, di mana seseorang dinyatakan benar oleh otoritas yang sah.

Konsep ini tidak mengimplikasikan transformasi ke dalam kebenaran, melainkan pengakuan atas kebenaran. Dalam pengertian ini, Allah sebagai Hakim yang adil menyatakan umat-Nya benar melalui iman kepada Yesus Kristus (Roma 3:22).

Dalam Bahasa Inggris

Dalam bahasa Inggris, kebenaran diterjemahkan sebagai true, yang berarti sejati, tulus, dan sesuai dengan kenyataan. Makna ini mencerminkan pengharapan bahwa kebenaran haruslah berdiri teguh pada kenyataan obyektif yang tidak terdistorsi oleh kepalsuan.


Kebenaran dan Kehidupan Manusia

Dalam menjalani hidup, menjadi "orang baik" saja tidaklah cukup. Seperti yang sering ditekankan dalam prinsip teologi, "orang baik belum tentu benar, tetapi orang benar pasti baik." Kebenaran adalah standar moral dan spiritual yang lebih tinggi dari sekadar kebaikan.

Hidup dalam kebenaran memungkinkan seseorang untuk menjalani hidup dengan lebih mudah, penuh sukacita, dan damai sejahtera, karena ia hidup selaras dengan kehendak Allah. Seperti yang disampaikan dalam Mazmur 119:105, "Firman-Mu itu pelita bagi kakiku dan terang bagi jalanku." Firman Tuhan menjadi pemandu utama dalam menjalani hidup yang benar di tengah tantangan dunia.


Pedoman Hidup dalam Kebenaran

Untuk menjalani hidup yang mencerminkan kebenaran, Alkitab memberikan pedoman yang jelas. Dalam Titus 2:1-8, Paulus menguraikan instruksi spesifik untuk berbagai kelompok dalam komunitas gereja:

1. Pria yang Lebih Tua

  • Hidup sederhana: Tidak dikuasai oleh materialisme, melainkan fokus pada hal-hal kekal.
  • Hidup terhormat: Menjadi panutan dengan menjaga integritas dan karakter.
  • Bijaksana: Mengambil keputusan yang mencerminkan hikmat dan pengetahuan akan kehendak Allah.
  • Sehat dalam iman: Memelihara hubungan dengan Allah melalui iman yang teguh.
  • Kasih: Mengasihi sesama dengan tulus, tanpa pamrih.
  • Ketekunan: Tetap setia dalam menghadapi tantangan hidup dengan kesabaran dan keyakinan kepada Tuhan.

2. Wanita yang Lebih Tua

  • Hidup sebagai orang yang beribadah: Menunjukkan kesalehan dalam setiap aspek kehidupan.
  • Tidak memfitnah: Menjaga kata-kata agar membangun, bukan merusak.
  • Tidak menjadi hamba anggur: Menjauhkan diri dari kebiasaan yang merugikan, seperti kecanduan.
  • Cakap mengajarkan hal-hal baik: Menjadi mentor bagi generasi muda.

3. Kaum Muda

  • Menguasai diri: Mempraktikkan disiplin diri dalam segala aspek kehidupan.
  • Teladan dalam berbuat baik: Menunjukkan iman melalui tindakan nyata.
  • Jujur: Menjadi pribadi yang transparan dan dapat dipercaya.
  • Sehat dalam ajaran: Memelihara pemahaman doktrinal yang benar dan sesuai dengan Firman Tuhan.
  • Tidak tercela: Menjaga reputasi agar mencerminkan kemuliaan Allah.

Kebenaran yang Membebaskan

Yesus sendiri menegaskan dalam Yohanes 8:32, "Dan kamu akan mengetahui kebenaran, dan kebenaran itu akan memerdekakan kamu." Kebenaran adalah jalan menuju kebebasan sejati, membebaskan kita dari belenggu dosa, kebohongan, dan kebingungan dunia ini.

Hidup dalam kebenaran bukan hanya tentang mematuhi aturan, tetapi tentang hubungan yang intim dengan Allah, Sang Sumber Kebenaran. Hidup yang berakar dalam kebenaran Allah akan menghasilkan buah yang berlimpah, seperti yang digambarkan dalam Mazmur 1:3: "Ia seperti pohon, yang ditanam di tepi aliran air, yang menghasilkan buahnya pada musimnya, dan yang tidak layu daunnya; apa saja yang diperbuatnya berhasil."


KESIMPULAN
Hidup dalam kebenaran adalah panggilan dan tujuan bagi setiap orang percaya. Dengan mengikuti pedoman yang diberikan dalam Firman Tuhan, setiap individu dapat menjalani kehidupan yang berkenan kepada-Nya, membawa dampak positif bagi sesama, dan menikmati sukacita sejati yang datang dari Allah sendiri.

Daftar Pustaka:

Ciri-Ciri Manusia Akhir Zaman



Keadaan Manusia Pada Akhir Zaman: Sebuah Refleksi Berdasarkan 2 Timotius 3:1-9

Dalam 2 Timotius 3:1-9, Rasul Paulus dengan tegas menggambarkan perilaku manusia pada akhir zaman. Gambaran ini memberikan peringatan yang jelas tentang bagaimana moralitas, wawasan keagamaan, dan motivasi hidup manusia akan menjadi tanda-tanda dari masa-masa sukar. Berikut ini adalah elaborasi yang lebih dalam mengenai peringatan ini, yang seharusnya menjadi bahan refleksi dan introspeksi bagi kita semua.

A. Perilaku Moral Mereka

  1. Mencintai Diri Sendiri dan Menjadi Hamba Uang
    Manusia akan terjebak dalam keserakahan, menempatkan kepentingan pribadi dan kekayaan di atas segalanya (1 Timotius 6:10). Kasih kepada sesama menjadi dingin, sementara obsesi terhadap materialisme melumpuhkan kasih kepada Tuhan (Matius 24:12).

  2. Membual dan Menyombongkan Diri
    Mereka mengagungkan diri sendiri dan mengabaikan Tuhan sebagai sumber segala berkat (Amsal 16:18). Kesombongan ini mencerminkan pemberontakan terhadap kedaulatan Tuhan dalam hidup mereka.

  3. Pemfitnah dan Berontak terhadap Orang Tua
    Pemfitnahan menjadi alat untuk merendahkan orang lain, dan ketidakpatuhan terhadap orang tua menunjukkan hilangnya rasa hormat kepada otoritas yang ditetapkan Allah (Keluaran 20:12).

  4. Tidak Tahu Berterima Kasih dan Tidak Mempedulikan Agama
    Rasa syukur memudar di tengah sikap egois. Ketidakpedulian terhadap agama mencerminkan penolakan terhadap Tuhan sebagai pusat kehidupan (Roma 1:21).

  5. Tidak Tahu Mengasihi dan Tidak Mau Berdamai
    Mereka kehilangan kasih sejati, yang adalah perintah utama Tuhan (Matius 22:37-39). Ketidakmauan untuk berdamai menciptakan konflik yang terus-menerus.

  6. Suka Menjelekkan Orang dan Tidak Dapat Mengekang Diri
    Ucapan mereka melukai orang lain (Yakobus 3:6), dan hidup mereka didominasi oleh hawa nafsu tanpa kendali.

  7. Garang dan Tidak Suka yang Baik
    Sifat mereka menjadi kasar, tidak menghargai apa yang baik, dan mengkhianati nilai-nilai kebenaran.

  8. Suka Mengkhianat dan Tidak Berpikir Panjang
    Pengkhianatan menjadi cara hidup mereka, tanpa memikirkan konsekuensi jangka panjang. Mereka bertindak sembrono dan berlagak tahu segalanya.

  9. Lebih Menuruti Hawa Nafsu daripada Menuruti Allah
    Hawa nafsu menjadi penguasa hidup mereka, menggantikan ketaatan kepada Allah. Seperti yang disebutkan dalam Roma 8:8, "Mereka yang hidup dalam daging tidak mungkin berkenan kepada Allah."


B. Wawasan Keagamaan Mereka

  1. Menjalankan Ibadah Secara Lahiriah
    Walaupun tampak religius, hati mereka jauh dari Tuhan. Mereka menyangkal kuasa Allah dalam kehidupan mereka, seperti yang dinyatakan dalam Matius 15:8, "Bangsa ini memuliakan Aku dengan bibirnya, padahal hatinya jauh dari pada-Ku."
  2. Kekosongan Iman
    Keimanan mereka hanya di permukaan. Tidak ada transformasi sejati dalam hidup mereka karena mereka memungkiri kuasa injil yang membawa keselamatan.

C. Kekeranjingan Mereka Akan Pengikut

  1. Menyelundup ke Rumah Orang Lain
    Mereka memanfaatkan kelemahan orang lain untuk kepentingan pribadi, seperti perempuan-perempuan yang lemah dan dikuasai oleh dosa. Hal ini menunjukkan manipulasi dan niat jahat yang merusak.

  2. Selalu Ingin Diajar, tetapi Tidak Pernah Mengenal Kebenaran
    Kebenaran yang berasal dari Tuhan ditolak karena hati mereka keras dan tidak mau taat (Yohanes 8:32). Mereka mendengar tanpa mempraktikkan, dan iman mereka kosong tanpa perbuatan.

  3. Akal yang Bobrok dan Iman yang Tidak Tahan Uji
    Kebobrokan akal mereka menunjukkan ketidakmampuan untuk membedakan yang benar dan salah. Iman mereka gagal dalam ujian karena tidak didasarkan pada kebenaran Kristus (Yakobus 2:17).

  4. Kebodohan yang Nyata
    Paulus menegaskan bahwa kebodohan mereka akan menjadi nyata bagi semua orang, sebagaimana kebodohan Yanes dan Yambres yang melawan Musa (2 Timotius 3:8-9). Mereka tidak akan maju dalam hikmat Tuhan.


KESIMPULAN

Gambaran ini adalah cermin yang tajam untuk melihat keadaan hati dan perilaku manusia di akhir zaman. Sebagai orang percaya, kita dipanggil untuk menjadi terang di tengah kegelapan dan menjauhkan diri dari sifat-sifat yang merusak ini. Filipi 4:8 mengingatkan kita untuk memikirkan semua yang benar, mulia, adil, suci, manis, dan sedap didengar.

Masa ini mengingatkan kita untuk tetap setia kepada Firman Tuhan, hidup dalam kasih, dan menjadi saksi Kristus di dunia yang semakin kehilangan arah.

Daftar Pustaka:


Monday, February 23, 2015

Arti Kebahagian Sejati



Kebahagiaan Sejati Menurut Alkitab: Sebuah Refleksi Berdasarkan Mazmur, Pengkhotbah, dan Wahyu

Filsuf Yunani Aristoteles pernah menyatakan, "Kebahagiaan adalah makna dan tujuan hidup, tujuan dan akhir eksistensi manusia." Namun, bagaimana pandangan Alkitab mengenai kebahagiaan sejati? Apakah kebahagiaan dapat dicapai semata-mata melalui usaha manusia seperti bekerja keras, mengumpulkan harta, atau mencapai keamanan duniawi?

Kebahagiaan Berdasarkan Standar Umum

Dalam kehidupan sehari-hari, kebahagiaan sering diukur dengan standar duniawi seperti:

  1. Berkat Keluarga
    Keluarga yang harmonis dianggap sebagai pilar kebahagiaan. Mazmur 144:12 menggambarkan kebahagiaan dalam keluarga dengan anak-anak seperti tunas yang tumbuh subur dan putri-putri yang indah seperti tiang-tiang istana.

  2. Berkat Ekonomi (Kecukupan)
    Kemakmuran sering menjadi ukuran kebahagiaan. Mazmur 144:13-14 menyebutkan lumbung yang penuh dan kawanan ternak yang beranak banyak sebagai simbol kesejahteraan ekonomi.

  3. Berkat Keamanan (Pemeliharaan)
    Kehidupan yang aman dan tenteram tanpa ancaman eksternal juga dianggap sebagai kebahagiaan. Mazmur 144:14-15 menegaskan bahwa kebahagiaan datang saat tidak ada bencana, serangan musuh, atau penderitaan di tengah masyarakat.

Namun, meskipun ketiga hal ini penting, kebahagiaan yang hanya didasarkan pada berkat-berkat tersebut adalah kebahagiaan yang bersifat sementara. Raja Salomo dalam Pengkhotbah 2:4-11 dengan tegas menyatakan bahwa kebahagiaan yang bersumber dari usaha manusia, kekayaan, dan kenikmatan duniawi adalah sia-sia dan tidak lebih dari usaha menjaring angin.


Konsep Kebahagiaan yang Sejati Menurut Firman Tuhan

Kebahagiaan sejati tidak bergantung pada hal-hal duniawi, tetapi pada hubungan dengan Tuhan. Rasul Yohanes dalam Wahyu 1:3 memberikan panduan kebahagiaan yang benar:

  1. Berbahagia adalah membaca Firman Tuhan
    Membaca Firman Tuhan memberikan hikmat dan pengertian untuk hidup yang bermakna (Mazmur 19:8).

  2. Berbahagia adalah mendengar Firman Tuhan
    Firman Tuhan yang didengar dengan iman membangun pengharapan dan kekuatan dalam menghadapi kehidupan (Roma 10:17).

  3. Berbahagia adalah menuruti Firman Tuhan
    Ketaatan kepada Firman Tuhan membawa sukacita sejati, karena dalam taat terdapat perkenanan Allah (Yohanes 15:10-11).


Tanda-Tanda Kebahagiaan Sejati

Menurut Mazmur 119:1-3, kebahagiaan sejati memiliki tanda-tanda berikut:

  1. Hidup Tidak Bercela dan Taat kepada Hukum Tuhan
    Orang yang hidup dalam kebenaran akan merasakan damai sejahtera yang melampaui segala pengertian (Filipi 4:7).

  2. Hidup Mengikuti Perintah Tuhan dengan Sepenuh Hati
    Mengenal Tuhan secara pribadi menjadi prioritas, sehingga setiap langkah hidup dipimpin oleh-Nya (Mazmur 37:23).

  3. Hidup Menurut Kehendak Tuhan dan Menjauhi Kejahatan
    Ketaatan ini menjadikan hidup berbuah dan membawa berkat bagi orang lain (Galatia 5:22-23).

  4. Mengenal Tuhan dan Dikenal oleh-Nya
    Kebahagiaan sejati ditemukan dalam hubungan yang intim dengan Tuhan Yesus, sebagaimana Yesus berkata, "Akulah gembala yang baik, dan Aku mengenal domba-domba-Ku dan domba-domba-Ku mengenal Aku" (Yohanes 10:14).


Kesimpulan: Kebahagiaan dalam Hubungan dengan Kristus

Kebahagiaan sejati tidak bergantung pada apa yang kita miliki, tetapi pada siapa yang kita ikuti. Seperti yang ditegaskan oleh Mazmur 16:11, "Engkau memberitahukan kepadaku jalan kehidupan; di hadapan-Mu ada sukacita berlimpah-limpah, di tangan kanan-Mu ada nikmat senantiasa."

Orang yang bergaul dengan Tuhan dan berjalan bersama-Nya akan menemukan sukacita yang tidak tergantikan oleh hal-hal duniawi. Kebahagiaan sejati adalah hidup yang dipenuhi oleh kasih dan kehadirat Tuhan Yesus dalam hidupnya..


Daftar Pustaka:

Sunday, January 04, 2015

STILL /Be Still My Soul By Don Moen


TENANG

Lingkupiku Dengan Sayap-Mu
Naungiku Dengan Kuasa-Mu

Reff :
Disaat Badai Bergelora
Ku Akan Terbang Bersama-Mu
Bapa Kau Raja Atas S'mesta
Ku Tenang Sebab Kau Allahku

Jiwaku Tenang Dalam Kristus
Hingga Kuasa-Nya Dalam Keheningan



Oktober 2008 bersama dengan dr. Steven Hanson MD
(Region 7 Field Officer) dari The Gideons International


Daftar Pustaka :

Tuesday, June 18, 2013

Pernyataan Haria


Bersama ini kami dari Pulau Hunimua dan Nusa Laut memberi pertanggung jawaban menurut kebenaran. Segala sesuatu terjadi karena Kapitan Thomas Matulessi yang kami muliakan dan raja-raja patih dan rakyatnya sudah terlampau menderita akibat kekejaman Belanda, akibat kekejaman pemerintah Belanda, sebagai terbukti dibawah ini: Pemerintah Belanda bermaksud hendak memisahkan semua laki-laki dari anak istrinya dengan cara paksa dan mengirim mereka ke Batavia. Yang menolak perintah itu akan dirantai. 

Kami rakyat tidak mempergunakan uang kertas dalam hidup sehari-hari, jika kami menolak untuk menerimannya dari gubernemen kami dihukum keras. Lagi pula jika kami hendak membayar dengan uang kertas itu, pemerintah tidak mau menerimanya; kami harus membayar dengan uang perak. 

Kami banyak melakukan pekerjaan berat untuk gubernemen akan tetapi tidak menerima upah untuk hidup. Pemerintah Belanda memerintahkan kami menyerahkan ikan, garam tanpa bayaran, tapi tidak membebaskan kami dari pekerjaan rodi lainnya, agar kami bisa melakukan pekerjaan tersebut. 

Hal-hal tersebut diatas dinyatakan dengan benar. Jika pemerintah Belanda tidak memerintah kami sebagaiman mestinya, maka kami akan memerangi mereka untuk selama-lamanya. Juga kami kepala-kepala negeri serta rakyat, tidak memilih Kapitan Pattimura tersebut diatas jadi pemimpin kami, akan tetapi ia ditunjuk oleh Yang Maha Tinggi. 

Saparua, 19 Mei 1817 

NB : Pernyataan Haria yang disiarkan kepada rakyat diseluruh pelosok negeri melalui utusan-utusan merupakan sebuah pernyataan yang menunjukkan bahwa tekad orang Maluku adalah satu untuk berperang menentang penindasan dan menegakkan keadilan. Pernyataan ini ditandatangani oleh raja-raja patih dari seluruh pelosok tanah Lease yang merupakan hasil musyawarah besar dengan Kapitan Pattimura di sebuah baleo di Haria. 

Daftar Pustaka:
  • Alwi, Des (2005). Sejarah Maluku Banda Naira, Ternate, Tidore dan Ambon. Jakarta: Dian Rakyat.

Monday, June 17, 2013

Kapitan Pattimura


Foto ini diperoleh dari Museum Angkatan Laut di Prince Hendrik Kade, Rotterdam, Belanda, hasil lukisan komandan marinir Belanda, Q.M.R.Verhuell, yang menumpas pemberontakan Thomas Matulessi pada 1871. Verhuell melukis Thomas saat membuat berita acara pemeriksaan Thomas.

Thomas Matulessi lahir ditengah-tengah penderitaan rakyat Maluku yang ditindas oleh VOC, yaitu pada tanggal 8 Juni 1783 di Saparua dari seorang ayah yang bernama Frans Matulessi dan ibu bernama Fransina Silahoi.

Het Fort Duurstede - Saparua
Pada usia 13 tahun Thomas Matulessi menyaksikan bendera Belanda dalam benteng Duurstede diturunkan dan diganti dengan bendera Inggris. Peristiwa itu sangat membekas di hati Thomas muda, karena pandangan bahwa “Belanda tidak bisa kalah” luntur pada hari itu.

Tapi kekuasaan Inggris di tanah Maluku tidak bertahan lama, tahun 1803 Napoleon tertangkap dan Inggris harus mengembalikan Ambon, Haruku, Saparua, Banda dan kepulauan Maluku lainnya kepada Belanda sesuai dengan perjanjian yang dibuat oleh Inggris dan Belanda. Thomas Matulessi ketika itu sudah berumur 20 tahun.

Dengan kembalinya Belanda berkuasa di Maluku maka kembali lagi sistim pas jalan yang dimana rakyat tidak boleh berpergian semaunya dan perdagangan bebas dilarang,

Pada era itu Gubernur Jenderal Daendels memberi perintah supaya gubernur dan komandan militer untuk mengumpulkan pemuda untuk dikirim sebagai serdadu ke pulau Jawa dan kalau perlu dengan paksa. Banyak pemuda Maluku yang menolak hal itu karena mereka tidak mau meninggalkan keluarga dan tanah kelahiran mereka, Thomas Matulessi muda juga bersikap yang sama, mereka bersembunyi di hutan-hutan menghindar dari kejaran serdadu-serdadu Belanda.

Tahun 1808 di pantai kota Ambon tentara Inggris menghancurkan tentara Belanda, dan benteng Nieuw Victoria direbut. Ketika Gubernur Heukelvlugt tandatangan surat penyerahan di atas kapal Inggris meriampun dibunyikan, menyusul bunyi tembakan dari benteng Duurstede dan bendera Inggris dinaikkan.

Peta Fort Niuw Victoria - Ambonia
Dalam rangka memperkuat tentara dan mendekatkan diri dengan masyarakat lokal. Pemerintah Inggris membentuk corps batalyon yang disebut “Korp Batalyon 500” yang terdiri dari pemuda-pemuda Maluku yang hanya bertugas di Maluku. Hal tersebut disambut dengan semangat oleh sejumlah pemuda Maluku dengan antre di dalam benteng Victoria untuk mendaftar. Dan Thomas Matulessi termasuk dalam antrean tersebut. Mereka dilatih menembak, perang-perangan dan kegiatan militer lainnya. Thomas yang paling terampil dan cekatan sudah memperoleh tanda pangkat dalam latihan tersebut. Thomas sudah tidak lagi bersama dengan teman-temannya tapi sudah memimpin regu dan di pakaian seragamnya tampak tanda pangkat sersan mayor, pada zaman itu menjadi kepala staf batalyon.

Karir Thomas Matulessi di tentara Inggris tidak berlangsung lama karena di sebuah ruangan gedung parlemen di London jauh disana tampak utusan-utusan Belanda dan Inggris sedang menandatangani dokumen-dokumen penyerahan Maluku dari Inggris ke Belanda.

Dalam traktat London tersebut salah satunya mencantum bahwa Korp Batalyon 500 yang didirikan oleh Inggris tidak diserahkan kepada Belanda dan harus dibubarkan, karena Belanda tidak mau membayar ongkos ganti rugi pembentukan korp tersebut sebesar 50.000 poundsterling.

Fort Nieuw Victoria - Ambonia
Dalam pidato pembubaran Korp Batalyon 500 oleh Residen Martin mewakili pemerintah Inggris di depan benteng Victoria, disampaikan bahwa atas jasa pemuda-pemuda Maluku yang telah menjadi prajurit yang baik selama kedinasan maka pemerintah Inggris memberikan tanda penghargaan surat bebas, sebuah surat yang menyatakan kedudukan mereka adalah kedudukan borgor yang dimana mereka bebas dari berbagai jenis kerja paksa dan kerja kwarto lalu tidak tunduk pada raja atau patih serta tidak boleh dihukum oleh kepala negeri. Lalu Thomas Matulessi bersama kawan-kawan sekampungnya pulang ke Saparua

Begitu Residen Van Den Berg mewakili pemerintah Belanda menjadi Residen Saparua, perdagangan bebas dilarang, kerja rodi dijalankan lagi, transaksi perdagangan dilakukan dengan uang kertas dan kedudukan borgor bagi para mantan Korp Batalyon 500 tidak dianggap.

Akibat kebijasanaan tersebut rakyat resah dan benci dengan Belanda, khususnya para mantan Korp Batalyon 500.

Puncaknya ketika Gubernur Maluku Middelkoop menyuruh sekretarisnya mengeluarkan pengumuman di Ambonia yang berisikan bahwa : “Dalam jangka waktu tiga bulan semua bekas prajurit Inggris, penganggur dan orang asing tanpa pekerjaan atau tanpa surat keterangan dari kepala negeri harus mencari pekerjaan di kota Ambon atau masuk tentara Belanda atau pulang ke negeri masing-masing. Jika tidak mereka akan ditangkap dan diangkut ke Banda untuk dipekerjakan di kebun-kebun pala.”

Lalu pada 4 April 1817 siang di hutan Liang, Thomas Matulessi berbicara dengan kawan-kawannya mantan Korp Batalyon 500 untuk melakukan perlawanan kepada Belanda yang ditindaklanjuti dengan mengirim utusan kepada seluruh rakyat Maluku untuk mengadakan rencana pemberontakan.

Rencana tersebut disambut masyarakat dengan diadakan pertemuan di bukit Saniri negeri Tuhaha pada tanggal 14 Mei 1817, pertemuan itu merupakan musyawarah besar dari semua kapitan dari Saparua, Haruku, Nusalaut dan Seram yang dihadiri oleh :

  • Anthone Rhebok (Korp Batalyon 500) dari Saparua;
  • Philips Latumahina (Korp Batalyon 500) dari Paperu;
  • Said Perintah dari Siri-Sori Islam;
  • Lukas Arong Lisapaly dari Ihamahu;
  • Slomon Patiwael Tiouw;
  • Kapitan Hatipa Patty dari Haruku;
  • Kapitan Maleita dari Booi;
  • Hehanusa dari Titawaai;
  • Kakirusi dari Porta;
  • Kakerissa dari Rumahkaai;
  • Pariama dari Tihulale;
  • Kapitan Kakano Sahetappy dari Seram;
  • Kapitan Paulus Tiahahu dari Abubu yang didampingi oleh anak perempuannya Martha Tiahahu.


Ketika doa kepada Tuhan untuk membuka pertemuan yang dipimpin oleh kepala Adat berakhir, tampillah Thomas Matulessi mengusulkan untuk tindakan pertama-tama dari pemberontakan kepada Belanda adalah menyerang benteng Duurstede, semuanya diam. Kemudian Thomas melanjutkan pembicaraannya : “Sekarang kita harus memilih Pangulu Perang.”

Lalu Thomas membentangkan dadanya lalu menyuruh salah seorang untuk menikamnya. Mula-mula semua ragu-ragu, tapi kemudian seorang kapitan maju dan dengan sekuat tenaga menombak dadanya Thomas dengan tombak yang dibawa dia, tombak itu patah dua. Kemudian Thomas berkata : “Saya akan memimpin peperangan ini. Jika ada yang keberatan, silakan mengajukan nama pangulu lain.” Semua diam. Tiba-tiba Kapitan Paulus Tiahahu berteriak : "Pengulu perang, Thomas Matulessi....mari kita bersumpah akan patuh pada Thomas Matulessi, Kapitan Pattimura."

Het Fort Duurstede - Saparua
Prestasi pertempuran yang dipimpin oleh Kapitan Pattimura adalah dapat direbutnya benteng Duurstede tanggal 15 Mei 1817 dan membunuh Residen Van Den Berg serta semua tentara Belanda kecuali putra Residen saja yang bernama Jean Lubbert yang dibiarkan hidup dalam pertempuran yang berlangsung dalam beberapa jam saja, dalam tiga kali gelombang penyerangan, yang berakhir sebelum matahari terbit. Perebutan benteng tersebut merupakan satu-satunya benteng kekuasaan Belanda di Indonesia yang dapat diduduki melalui pertempuran oleh pasukan pribumi. Benteng lainnya yang dapat diduduki pasukan pribumi yaitu benteng Alamo di Meksiko pada abad ke-19; Dan Kapitan Pattimura juga berhasil menghancurkan ekspedisi Belanda yang dipimpin oleh Mayor Beetjes yang terdiri dari infanteri dan marinir, yang mendarat di pantai Waisisil tanggal 20 Mei 1817, yang berencana merebut kembali benteng Duurstede. Selain Mayor Beetjes, Letnan Verbruggen dengan kadet ‘t Moot, lebih dari 250 orang pasukan mati pada hari itu. Hanya satu orang saja yang berhasil berenang menunju orambai yang berada jauh ditengah laut. Setelah kemenangan itu bersama dengan raja-raja patih dari seluruh pelosok tanah Lease, Kapitan Pattimura membuat "Penyataan Haria".

Pemberontakan Kapitan Pattimura juga diikuti oleh pemberontakan rakyat Seit, Asilulu, Uring, Wakasisihu, dan Larike dibawah pimpinan Kapitan Ulupalu dari Seit dengan menyerang benteng Belanda di Larike. Dan pemberontakan di Hila yang menyebabkan Residen Burgraaf terbunuh.

Dalam penumpasan pemberontakan Kapitan Pattimura, pihak Belanda dibantu oleh putra mahkota Ternate, Pangeran Mohamad Zain (M.Zain) dengan membawa sekitar seribu orang Arafuru Ternate (Halmahera).

Kora Kora
Pangeran M.Zain sangat pro Belanda dan bahkan membela Belanda ketika Inggris mendarat di Ternate. Dia pun memakai nama Belanda yaitu Hendrik van Amsterdam. Komandan Marinir Belanda, Q.M.R. Verhuell menulis bahwa Pangeran M.Zain, yang kemudian menjadi Sultan Ternate, adalah peminum alkohol saat berada di ruang pribadi kapal perang Evertsen. Sedangkan dalam kritiknya terhadap Kapitan Pattimura, Verhuell menyatakan “Kok berani betul melawan Belanda yang mempunyai pasukan sangat kuat”. Perlu juga disebutkan disini bahwa pasukan Belanda di Saparua sangat kejam sehingga kampung-kampung Kristen yang pernah membantu Kapitan Pattimura dibakar dan warga tak berdosa dibunuh, Kekejaman pasukan Belanda meluas hingga ke Seram, Amahai, Rumah Kai dan daerah lainnya yang pernah dipengaruhi oleh Kapitan Pattimura. Keganasan pasukan Belanda yang membakar kampung-kampung Kristen dan membunuh warga tak berdosa itu diprotes oleh para pendeta Belanda yang berada di daerah-daerah tersebut. Kemudian para pendeta tersebut meninggalkan Ambon dan menyuarakan protesnya di Batavia sebelum pulang ke Belanda (dokumen tentang protes para pendeta Belanda ini tersimpan di Arsip Nasional-Jakarta).

Tapi akibat penghianatan oleh Raja Booi, Kapitan Pattimura dapat ditangkap oleh Belanda pada tanggal 11 November 1817 di hutan antara Booi dan Haria. Ia ditangkap beserta kawan-kawannya yang diantaranya adalah Kapitan Anthone Rhebok, Raja Said Perintah dan Letnan Philips Latumahina.

Peta Fort Niuw Victoria - Ambonia
Kapitan Pattimura beserta kawan-kawannya mengakhiri hidupnya di tiang gantungan di dalam benteng Victoria tanggal 16 Desember 1817, ketika akan dilaksanakan eksekusi itu pelabuhan Ambon kelihatan korakora Ternate dan Tidore - pasukan Alifuru dalam pakaian perang didaratkan untuk menjaga keamananan. Kematian mereka disaksikan oleh Buyskes dan para pembesar-pembesar sipil dan militer didampingi para anggota dewan. Setelah eksekusi dilaksanakan tubuh-tubuh mereka dimasukkan ke dalam keranjang besi dan dibuang ke Teluk Ambon tidak jauh dari pantai Batu Capeo.

Meskipun Pattimura sudah mati, tapi pemberontakan tetap berjalan terus. Pada 1829 pecah kembali pemberontakan dan juga di Seram terjadi beberapa pemberontakan dan selalu pemimpin pemberontakan tersebut digelari Kapitan Pattimura mengikuti jejak Pattimura yang dihukum mati itu. Nama Pattimura juga dipakai sebagai nama keluarga atau juga sebagai nama bayi laki-laki yang baru dilahirkan terutama di Seram Barat atau tempat terjadinya pemberontakan kecil melawan pemusnahan kebun-kebun cengkeh dan pala oleh Belanda yang di sebut hongi. Sejarah pemberontakan kecil-kecil ini tidak ditulis secara konkret tetapi hanya cerita dari mulut ke mulut sehingga ada yang berpendapat bahwa sosok Pattimura itu adalah beragama Islam. Itu karena cerita rakyat tadi itu, tetapi yang terjadi di Saparua itu adalah Kapitan Pattimura yang sebenarnya.


Daftar Pustaka :
  • Alwi, Des (2005). Sejarah Maluku Banda Naira, Ternate, Tidore dan Ambon. Jakarta: Dian Rakyat.
  • Nanulaita, I.O (1985). Kapitan Pattimura. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Direktorat Sejarah dan Nilai Tradisional Proyek Inventarisasi Dan Dokumentasi Sejarah Nasional.
  • http://home.iae.nl/users/arcengel/NedIndie/pattimuraengels.htm

"Kehidupan Kristen yang Normal" oleh Watchman Nee

1. Dasar Kehidupan Kristen: Bukan Usaha Manusia, tetapi Karya Kristus Watchman Nee menegaskan bahwa kehidupan Kristen yang sejati bukanlah ...