Baptisan bukanlah sekadar simbol atau ritual keagamaan yang diwariskan dari generasi ke generasi. Dalam Alkitab, baptisan adalah perintah langsung dari Yesus Kristus, bagian yang tidak terpisahkan dari perjalanan seorang murid. Melaluinya, seseorang menyatakan pertobatan, menerima pengampunan dosa, dan menyatukan dirinya dengan kematian serta kebangkitan Kristus.
Sejak pelayanan Yohanes Pembaptis hingga gereja mula-mula, baptisan selalu dimaknai sebagai langkah iman yang penuh kesadaran—bukan tradisi kosong, melainkan deklarasi bahwa hidup lama telah berakhir, dan hidup baru dalam Kristus dimulai. Perbedaan bentuk atau tradisi pelaksanaan tidak mengubah inti maknanya: baptisan adalah tindakan ketaatan yang mengalir dari iman sejati.
Kajian ini akan membawa kita menelusuri dasar Alkitab tentang baptisan—mengapa Yesus memerintahkannya, apa makna rohaninya, dan bagaimana baptisan menjadi peneguhan iman sekaligus kesaksian publik bahwa kita adalah milik Kristus selamanya.
1. Baptisan adalah Perintah Yesus
Baptisan bukan sekadar tradisi gereja, tetapi langsung berasal dari perintah Tuhan Yesus sendiri dalam Amanat Agung. Ia memerintahkan para murid untuk menjadikan semua bangsa murid-Nya dan membaptis mereka:
“Karena itu pergilah, jadikanlah semua bangsa murid-Ku dan baptislah mereka dalam nama Bapa dan Anak dan Roh Kudus.” - Matius 28:19
Perintah ini menegaskan bahwa baptisan adalah bagian tak terpisahkan dari proses pemuridan. Baptisan menjadi langkah awal bagi seseorang yang memilih mengikuti Kristus, tanda bahwa ia masuk ke dalam keluarga Allah dan hidup di bawah otoritas Bapa, Anak, dan Roh Kudus. Dengan demikian, baptisan bukan pilihan tambahan, melainkan bagian penting dari ketaatan seorang murid yang sungguh-sungguh mengikut Yesus.
2. Baptisan sebagai Tanda Pertobatan
Sejak awal pelayanan Yohanes Pembaptis, baptisan diperkenalkan sebagai simbol pertobatan yang nyata di hadapan Allah. Markus mencatat:
“Bertobatlah dan berilah dirimu dibaptis dan Allah akan mengampuni dosamu.” - Markus 1:4
Baptisan menjadi tanda bahwa seseorang meninggalkan hidup lama dan kembali kepada Tuhan dengan hati yang diperbarui. Ketika memasuki masa Perjanjian Baru, makna ini semakin diperdalam: baptisan bukan hanya pertanda penyesalan, tetapi komitmen hidup baru di dalam Kristus. Melalui baptisan, seorang percaya menyatakan bahwa ia siap berjalan dalam ketaatan, meninggalkan dosa, dan hidup sebagai ciptaan baru yang dipimpin oleh Roh Kudus.
3. Baptisan sebagai Simbol Kesatuan dengan Kristus
Baptisan juga menegaskan bahwa kita kini hidup menyatu dengan karya keselamatan Kristus. Dalam baptisan, kita secara simbolis meninggalkan manusia lama dan bangkit sebagai ciptaan baru. Paulus menggambarkannya dengan sangat indah:
“Kita telah dikuburkan bersama-sama dengan Dia oleh baptisan dalam kematian, supaya, sama seperti Kristus telah dibangkitkan dari antara orang mati oleh kemuliaan Bapa, demikian juga kita dapat hidup dalam hidup yang baru.” - Roma 6:4
Ayat ini menegaskan bahwa baptisan bukan hanya seremoni, tetapi deklarasi iman: kita mati terhadap dosa, bangkit bersama Kristus, dan dipanggil berjalan dalam kehidupan baru yang dipenuhi kuasa-Nya. Baptisan menjadi saksi bahwa hidup kita kini berakar pada kematian dan kebangkitan Yesus—fondasi keselamatan kita.
4. Bukan Budaya tetapi Bagian dari Keselamatan
Walaupun bentuk dan tata cara baptisan dapat berbeda sesuai budaya dan tradisi gereja, hakikat baptisan tetap bersifat rohani. Baptisan bukan tradisi manusia semata, tetapi tindakan iman yang menandakan ketaatan kepada Kristus dan bagian dari perjalanan keselamatan yang dikerjakan Tuhan dalam hidup seseorang.
Alkitab menegaskan bahwa baptisan adalah langkah penting yang menyatakan pertobatan dan identitas baru di dalam Kristus. “Bertobatlah dan hendaklah kamu masing-masing memberi dirimu dibaptis… maka kamu akan menerima karunia Roh Kudus” - Kisah Para Rasul 2:38. Rasul Paulus juga menegaskan bahwa melalui baptisan kita dipersatukan dengan kematian dan kebangkitan Kristus: “Kita telah dikuburkan bersama-sama dengan Dia dalam baptisan” - Roma 6:4.
Karena itu, baptisan bukan sekadar simbol budaya, tetapi tanda kasih karunia Tuhan yang mengundang kita hidup dalam ketaatan, meninggalkan kehidupan lama, dan berjalan dalam identitas baru sebagai milik Kristus.
KESIMPULAN
Baptisan bukan sekadar budaya atau tradisi gereja, melainkan perintah rohani yang Tuhan tetapkan sebagai tanda awal kehidupan baru di dalam Kristus. Melalui baptisan, seseorang menyatakan pertobatan, ketaatan, dan identitas barunya sebagai murid Yesus.
Namun, baptisan itu sendiri tidak menyelamatkan. Alkitab menegaskan bahwa keselamatan hanya diperoleh melalui iman kepada Yesus Kristus sebagai Tuhan dan Juruselamat. Baptisan adalah respons ketaatan—ekspresi nyata dari iman yang hidup. Seperti tertulis: “Sebab karena kasih karunia kamu diselamatkan oleh iman… itu bukan hasil usahamu” -Efesus 2:8-9. Karena itu, baptisan menjadi langkah penting yang meneguhkan iman, bukan pengganti iman.
Dengan demikian, keselamatan adalah karya kasih karunia Tuhan, dan baptisan adalah tanda syukur serta komitmen kita untuk berjalan setia dalam kehidupan baru bersama Kristus.

No comments:
Post a Comment